search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Raja Bali Dikawal Pasukan Bersenjata Panah Beracun
Minggu, 4 September 2022, 10:44 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/Raja Bali Dikawal Pasukan Bersenjata Panah Beracun

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Sosok Raja Bali di tahun 1500-an ini antara lain ditulis oleh Aernoudt Lintgenzoon, seorang warga Eropa yang berada di Bali dalam jangka waktu lama. 

Tulisan berjudul "Verhael Bant Gheenne mij op't eijllant van baelle" atau "The Story of What Befell Me on The Island of Bali (1856)" ini dibuat sebagai laporan kepada para donatur pelayaran pertama bangsa Belanda. 

Raja Bali (diduga Dalem Seganing, raja Bali yang pertama kali bertemu pendatang Belanda pada tahun 1597) suka plesiran atau jalan-jalan. Salah satunya ke pantai untuk melihat kapal penjelajah Belanda yang saat itu sedang berlabuh di sekitar pantai Kuta. 

Salah satu kapal dipimpin Pauwels Van Caerden, yang menjadi salah satu kapal rombongan kapal penjelajah Belanda dibawah komando Cornelis De Houtman.

Saat plesiran, raja digambarkan menggunakan kereta hias dengan empat pahatan indah. Kereta Raja Bali digambarkan mempunyai dua roda seperti yang ada di Belanda waktu itu. 

Sang raja duduk di tempat kusir dan menjalankan kereta sendiri dengan cemeti di tangannya. Di depannya ada 30 laki laki berjalan lengkap dengan tombak yang ujungnya terbuat dari baja. 

Panjang tombak sekitar satu kaki dan ujung pangkalnya terbuat dari emas. Mereka diiringi lagi 500 sampai 600 pengikut yang juga membawa tombak berwarna perak. 

Pengiring raja juga menggenggam pedang dan tameng lengkap dengan wadah anak panah beracun dan busur yang selalu siap kapan dibutuhkan. Belati atau keris pusaka raja selalu dibawa seorang pengikut setia kemanapun dia pergi. 

Ujung pangkal belati atau keris raja terbuat dari emas mahal dengan berat sekitar 1 kilogram.

 

Semua belati atau keris raja dan bangsawan terlihat menawan dan bertahtakan perhiasan. Sarungnya juga dihiasi dengan bermacam macam batu hias. 

Tulisan Aernoudt Lintgenzoon yang kemudian disusun dalam buku "Bali Tempo Doeloe" oleh Adrian Vickers ini menyebutkan, Raja Bali memiliki empat buah rumah pengintai di depan istana, lengkap dengan berbagai senjata  termasuk meriam besi dan baja, bubuk mesiu dan peluru. 

Beberapa tombak milik prajurit raja, panjangnya 20 kaki dan berlapis emas, diukir dan dilukis indah. Juga ada senjata sumpit panah beracun, serta tameng dari kulit tebal yang dipadatkan

Selain raja yang hidup makmur dan kaya raya, sosok "kijlloer" atau Menteri Utama yang menjadi Kepala Pemerintahan juga digambarkan sebagai sosok kaya raya dan punya istri banyak. 

Menteri Utama Raja Bali waktu itu disebut mempunya 10 istri belum termasuk dayang-dayang. Ia bisa tidur dengan istri atau dayang-dayangnya kapan saja ia mau. Menteri utama juga punya anak laki berumur 7 tahun. 

Jika ia meninggal sebelum anaknya umur 12 tahun, maka semua harta diserahkan ke raja. Anaknya hidup dari kebaikan raja dan semua milik Menteri Utama akan menjadi milik Raja. 

"Kijlloer" merupakan orang terkaya kedua setelah raja. Salah satu harta yang sempat dilihat penulis adalah delapan keris dengan hiasan emas masing-masing seberat 1 kilogram, tiga cangkir emas, serta wadah pinang berlapis emas.

Editor: Juniar

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami