search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
6 Negara Ini Dilanda 'Kiamat' Baru: Banyak Pekerja Hilang
Minggu, 18 September 2022, 18:22 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/6 Negara Ini Dilanda 'Kiamat' Baru: Banyak Pekerja Hilang

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Kiamat tenaga kerja tengah melanda sejumlah negara dunia. Tak main-main ini terjadi di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, hingga Jepang.

Berikut 6 negara yang mengalami kiamat tenaga kerja:

1. Australia

Fenomena di Australia terjadi karena Covid-19, di mana perbatasan negara itu ditutup selama lebih dari dua tahun. Pemerintah setempat melakukan peningkatan jumlah migrasi menjadi 195 ribu orang.

2. Amerika Serikat (AS)

Kiamat tenaga kerja tetap terjadi di AS. Meskipun sejumlah perusahaan menawarkan bonus dan gaji tinggi. Namun tetap saja pekerjaan yang ditawarkan tidak kunjung mendapatkan pegawai baru.

Beberapa sektor yang mengalami fenomena ini adalah restoran, toko hingga penerbangan. Petugas bagasi, pilot dan pramugari dilaporkan kekurangan tenaga kerja.

3. Malaysia

Malaysia telah mengalami tenaga kerja sejak Juni 2022 yang berdampak pada industri perkebunan kelapa sawit hingga semikonduktor. Jumlah kekurangan tenaga kerja sebanyak 1,2 juta pekerja terdiri atas 500 ribu orang untuk konstruksi, 12 ribu untuk kelapa sawit, 15 ribu untuk kepolisian, dan 12 ribu untuk tenaga medis.

4. Kanada

Kekurangan tenaga kerja di Kanada terjadi karena banyak masyarakatnya yang melakukan pensiun dini. Sementara itu kiamat tenaga kerja negara tersebut mencapai 34.400 orang sejak bulan Mei lalu.

5. Inggris

Dilaporkan setengah bisnis di Wales bagian barat daya mengalami kekurangan pekerja terampil. Mulai dari 56 persen pada sektor kesehatan manusia dan pekerjaan sosial, akomodasi dan layanan makanan (52%), transportasi dan penyimpanan (37%), konstruksi (37%), dan manufaktur (35%).

6. Jepang

Perusahaan Jepang juga mengalami nasib serupa. Untuk menarik pekerja, sejumlah perusahaan besar menawarkan kenaikan gaji.

Namun populasi usia kerja menyusut drastis dan membebani prospek pemulihan setelah pandemi Covid-19. Pada 2030 mendatang kemungkinan Jepang mengalami kekurangan hingga 10,47 juta pekerja.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami