search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Turki Setop Penyelamatan Korban Gempa Dua Pekan Usai Bencana
Senin, 20 Februari 2023, 10:46 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Turki Setop Penyelamatan Korban Gempa Dua Pekan Usai Bencana

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Turki menghentikan hampir seluruh operasi pencarian dan evakuasi korban gempa dahsyat dua pekan setelah bencana terjadi pada 6 Februari lalu. Kepala Badan Penanganan Bencana Turki, Yunis Sezer, mengatakan saat ini upaya penyelamatan masih berlangsung pada 40 gedung di Provinsi Kahramanmaras dan Hatay.

Hatay merupakan salah satu wilayah yang paling parah terdampak gempa. Gubernur Hatay Lutfu Savas mengatakan setidaknya 80 persen bangunan di provinsi itu harus dibangun kembali setelah hancur akibat gempa.

"Kami membutuhkan lebih banyak tenda-tenda darurat. Cuaca dan suhu akan menjadi sangat dingin dalam satu bulan ke depan. Orang-orang takut untuk tinggal di dalam rumah dan bangunan," kata Savas.

Upaya penyelamatan ini dihentikan meski tim SAR masih menemukan sejumlah korban selamat di antara puing-puing bangunan yang runtuh akibat gempa magnitudo 7,7 di pekan kedua pasca-bencana terjadi.

Banyak pihak tercengang lantaran masih cukup banyak korban hilang dan belum ditemukan. Selain itu, beberapa korban selamat juga masih ditemukan setelah sepekan lebih gempa terjadi. Mereka yang selamat bertahan di antara puing-puing bangunan tanpa makanan dan minuman di saat cuaca dingin ekstrem melanda Turki.

Pada Sabtu (18/2), tim SAR menemukan sepasang suami istri dan anaknya berusia 12 tahun setelah 296 jam tertimbun reruntuhan bangunan. Kantor berita Anadolu melaporkan sang anak tak lama meninggal dunia usai dievakuasi.

"Ini peristiwa yang tidak biasa. Secara fundamental, tubuh kita bisa bertahan tetapi banyak yang bergantung pada keberuntungan," kata Profesor Bencana dan Kesehatan University College London, Ilan Kelman, kepada CNN.

"Ada semacam 'hierarki' kebutuhan dalam situasi bertahan hidup seperti itu. Aturan praktisnya adalah tiga menit tanpa oksigen, tiga gari tanpa air, tiga minggu tanpa makanan," katanya.

Hingga kini, tercatat total 46.530 orang meninggal dunia akibat gempa di Turki dan Suriah.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami