search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Waspada Mentawai Rawan Tsunami, Berpotensi Hingga 8,36 Meter
Kamis, 27 April 2023, 15:09 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Waspada Mentawai Rawan Tsunami, Berpotensi Hingga 8,36 Meter

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan data analisis terbaru terkait potensi gempa bumi dan tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Menurut analisis Badan Geologi yang dirilis hari ini, Kamis (27/04/2023), Kepulauan Mentawai, khususnya di Pulau Siberut merupakan daerah dengan kondisi morfologi rawan terjadi gempa bumi.

Bahkan, pantai di Kabupaten Kepulauan Mentawai tergolong rawan tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai sekitar 1,96 meter (m) hingga 8,36 meter.

"Menurut data Badan Geologi pantai di Kabupaten Kepulauan Mentawai tergolong rawan tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai sekitar 1,96 m hingga 8,36 m," tulis analisis Badan Geologi Kementerian ESDM, Kamis (27/04/2023).

Badan Geologi menganalisis, secara umum morfologi di Pulau Siberut dominan perbukitan bergelombang hingga terjal, lembah dan dataran pantai. Pulau Siberut tersusun oleh dominan tanah keras (kelas C) dan sebagian oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah lunak (kelas E) terutama pada daerah pantai.

Batuannya berumur Pra Tersier barupa batuan metamorf dan meta sedimen, batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen dan endapan Kuarter yang terdiri-dari endapan aluvial pantai dan sungai. Sebagian batuan berumur Pra Tersier dan Tersier tersebut telah mengalami pelapukan.

"Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi," ungkap analisis Badan Geologi.

Selain itu, pada morfologi perbukitan yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

Seperti diketahui, pada 25 April 2023 lalu telah terjadi gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,9 di Kepulauan Mentawai. Pada hari ini, Kamis (27/04/2023), masih terjadi gempa susulan di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,2 ini terjadi pada pukul 03.43 WIB dini hari tadi.

Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi berada di Selat Siberut pada koordinat 0,80°LS dan 98,4°BT dengan magnitudo (M5,2) pada kedalaman 10 km, dan berjarak 36,3 km barat laut Pulau Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Menurut informasi The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 0,770°LS dan 98,590°BT dengan magnitudo (M5,1) dan kedalaman 10 km.

Berdasarkan data GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 0,76°LS dan 98,65°BT dengan magnitudo (M5,1) pada kedalaman 36 km.

"Kejadian gempa bumi ini merupakan serangkaian gempa bumi susulan setelah gempa bumi utama tanggal 25 April 2023 dengan magnitudo (M6,9)," ungkap Badan Geologi.

"Berdasarkan lokasi, kedalaman pusat gempa bumi dan data mekanisme sumber dari BMKG, maka kejadian gempa bumi ini berasosiasi dengan aktivitas megathrust dengan mekanisme sesar naik berarah barat laut - tenggara dengan sudut landai," imbuhnya.

Menurut data BMKG, guncangan gempa bumi terasa di Kepulauan Batu dan Pulau Siberut pada skala III-IV MMI (Modified Mercally Intensity). Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.

Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, namun tidak mengakibatkan terjadinya deformasi bawah laut yang dapat memicu kejadian tsunami.

Namun demikian, Badan Geologi mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan dan waspada dengan potensi kejadian tsunami. Jangan percaya oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

"Oleh karena daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural," tulis rekomendasi Badan Geologi.

Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.(sumber: cnbcindonesia.com)
 

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami