search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mengenang 22 Tahun Tragedi Kelam Serangan 9/11
Selasa, 12 September 2023, 16:45 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Mengenang 22 Tahun Tragedi Kelam Serangan 9/11

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Amerika Serikat mengenang 22 tahun tragedi kelam serangan 11 September (9/11) di menara kembar World Trade Center (WTC), yang menewaskan nyaris 3.000 orang pada 2001 lalu.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden dijadwalkan akan menyampaikan pidato di pangkalan militer Anchargo, Alaska. Peringatan di lokasi ini akan dihadiri tentara hingga keluarga korban.

Sementara itu, Wakil Presiden AS Kamala Harris dijadwalkan menghadiri upacara di Museum Nasional Memorial 11 September di New York, demikian dikutip Voice of America (VoA).

Tragedi 11 September 2001 menjadi serangan teroris terbesar yang mengguncang AS dalam sejarah.

Insiden itu bermula saat 19 anggota kelompok teroris Al Qaeda di bawah pimpinan Osama bin Laden, membajak empat pesawat komersial maskapai AS, American Airlines dan United Airlines.

Dua pesawat yang dibajak ditabrakkan ke menara kembar World Trade Center (WTC).

Pesawat pertama menabrak menara WTC utara sekitar pukul 08.46 waktu setempat, dan 17 menit kemudian disusul pesawat kedua.

Para korban tewas berasal dari berbagai kalangan mulai dari bayi di bawah umur tiga tahun (batita) hingga orang lanjut usia (lansia). Sebanyak 75-80 persen korban yang tewas adalah laki-laki.

Satu pesawat lain menabrak gedung Kementerian Pertahanan (Pentagon) Washington D.C. Di lokasi ini, korban tewas mencapai 184 orang.

Satu pesawat lagi jatuh di pedesaan Pennsylvania, usai penumpang mencoba merebut kendali. Semua penumpang berjumlah 40 orang tewas dalam insiden ini.

Peristiwa tersebut merupakan upaya Osama yang ingin membunuh tentara dan warga sipil AS, setelah berusaha selama satu dekade.

Usai tragedi itu yakni pada 14 September, Presiden AS periode 2001-2009 George Walker Bush, bersumpah akan merespons serangan tersebut dan membersihkan dunia dari kejahatan.

Sepekan kemudian, ia juga menyatakan keadaan darurat nasional dan memobilisasi militer untuk "menyapu" para teroris.

Pada 17 September, Bush juga meminta badan intelijen AS (CIA) untuk menangkap siapa saja yang dianggap memicu "ancaman serius dan berkelanjutan" demikian dikutip Foreign Policy.

Kemudian pada Desember 2001, pemerintah AS merilis rekaman suara dari Osama bin Laden. Dalam rekaman itu, ia mengaku bertanggung jawab di tragedi tersebut.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami