search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tren Pasien Anak ISPA Meningkat, Ini Keluhan Yang Harus Diwaspadai
Minggu, 24 September 2023, 00:45 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Tren Pasien Anak ISPA Meningkat, Ini Keluhan Yang Harus Diwaspadai

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Seiring polusi udara yang belum juga mereda, tren pasien anak yang masuk ke IGD terus meningkat. Ada beberapa hal yang harus diwaspadai saat anak terkena ISPA.

Dokter spesialis anak sekaligus ahli respirologi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Madeleine Ramdhani Jasin menyebut, beberapa pasien anak di sejumlah RS bahkan sampai harus menunggu perawatan.

"Saya kerja di RS, itu kemarin IGD penuh dengan anak-anak, demam, batuk, pilek, sampai waiting list, waiting list," ujar Madeleine di Gedung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KemenPPPA), Jumat (22/9), mengutip detikhealth.

Anak memang lebih rentan terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Pasalnya, imunitas tubuh mereka yang belum sempurna.

Gejala yang harus diwaspadai

Salah satu gejala yang perlu diwaspadai pada anak adalah rasa sesak yang muncul. Dalam kondisi yang lebih parah, anak bisa mengalami pneumonia.

"Tanda bahaya pada anak pertama napasnya sesak, kemudian napasnya cepat lebih cepat dari usianya," ujar Madeleine.

Berikut detail napas cepat sesuai usia:

- 0-1 tahun: 30-60 napas per menit
- 1-3 tahun: 24-40 napas per menit
- 3-6 tahun: 22-34 napas per menit
- 6-12 tahun: 18-30 napas per menit
- 12-18 tahun: 12-16 napas per menit
- 19-59 tahun: 12-20 napas per menit
- 60 tahun ke atas: 28 napas per menit

Selain napas yang cepat, keluhan lain yang perlu diwaspadai adalah anak yang terlihat menarik napas sangat dalam. Kondisi ini terjadi karena gerakan paru berkurang.

Selain itu, Madeleine juga mengingatkan saat anak mengalami demam tinggi, lemas, dan tidak mau makan.

"Itu tanda bahaya. Jadi kita harus segera bawa ke rumah sakit untuk bisa dipastikan," pungkasnya.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami