11 Jurnalis Tewas dan 20 Lainnya Terluka Saat Israel Bombardir Gaza
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Sebelas jurnalis tewas di Gaza dan dua orang lainnya hilang sejak dimulainya serangan udara Israel pada 7 Oktober 2023, menurut laporan terbaru sebuah kelompok jurnalis Palestina.
Laporan itu juga menyebut lebih dari 20 jurnalis di Gaza terluka akibat serangan udara Israel, yang merupakan balasan dari serbuan mendadak kelompok militan Palestina Hamas ke wilayah selatan Negeri Zionis itu pada Sabtu (7/10).
Menurut laporan yang dirilis pada Minggu (15/10) oleh Komite Kebebasan, yang berafiliasi dengan Sindikat Jurnalis Palestina, 11 jurnalis Palestina telah didokumentasikan tewas akibat serangan udara Israel sejak 7 Oktober 2023.
Sebuah pernyataan dari kelompok tersebut turut menyertakan "dokumentasi mengenai penargetan jurnalis" sejak awal perang di Gaza hingga malam tanggal 15 Oktober 2023. Pernyataan tersebut juga mengecam "eskalasi kekerasan dalam penargetan jurnalis Palestina."
Sementara itu, lebih dari 20 orang jurnalis yang terluka akibat serangan Israel, kondisi yang paling serius terjadi di Gaza.
Menurut laporan tersebut, setelah kelompok jurnalis Palestina mengumumkan penembakan seluruh atau sebagian terhadap sekitar 20 rumah milik jurnalis, tentara Palestina meningkatkan serangannya dengan menargetkan secara langsung kediaman beberapa jurnalis.
Seperti dikutip dari TRT World, laporan itu juga menyebut, sekitar 50 kantor pusat dan lembaga media hancur akibat penembakan, termasuk Jaringan Media Al Aqsa, Kantor Berita Ma'an, surat kabar Al Quds, Radio Baladna, Radio Zaman, Radio Al Quran, kantor Jaringan Al Jazeera, Palestina TV, dan kantor kantor berita AFP.
Di Tepi Barat yang diduduki, laporan tersebut juga mendokumentasikan beberapa jurnalis Palestina yang terluka akibat penyerangan, penahanan, pemblokiran liputan, penembakan terhadap jurnalis, serta penyitaan dan penghancuran peralatan jurnalis oleh pasukan Israel.
Laporan itu juga mengecam campur tangan terhadap siaran media. Dalam laporannya, kelompok jurnalis tersebut menyatakan: "Saluran Al Aqsa menghentikan transmisi melalui satelit Eutelsat sebagai tanggapan terhadap tekanan pendudukan."
Dalam catatan laporan itu juga mengungkapkan adanya ancaman langsung terhadap banyak jurnalis dan kampanye hasutan oleh laman Israel di platform media sosial dan banyak postingan Israel yang menyerukan penghapusan jurnalis dan menggambarkan mereka sebagai penyabotase dan teroris.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net