search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Putin Ogah Damai di Ukraina: Kita Terpaksa Pakai Kekerasan
Minggu, 17 Desember 2023, 08:48 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Putin Ogah Damai di Ukraina: Kita Terpaksa Pakai Kekerasan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Presiden Vladimir Putin mengatakan tujuan Rusia di Ukraina tetap tak berubah dan tak ada perdamaian antara kedua negara ini hingga tujuan tercapai.

Pernyataan itu terungkap saat Putin menggelar konferensi pers akhir tahunan pertama sejak invasi Ukraina, Kamis (14/12).

Putin mengatakan perdamaian akan mungkin terjadi setelah "denazifikasi, demiliterisasi, dan status netral" Ukraina.

Rusia menuduh pemerintah Ukraina sangat terpengaruh kelompok "nasionalis radikal" dan neo-Nazi. Negara pemimpin Volodymyr Zelensky itu juga begitu ingin bergabung dengan NATO, tindakan yang membahayakan Negeri Beruang Merah.

Mengenai demiliterisasi, lanjut Putin, Ukraina diklaim enggan bernegosiasi.

"Sehingga kami terpaksa mengambil tindakan lain, termasuk tindakan militer. Entah kita setuju atau kita harus menyelesaikan [masalah ini] dengan kekerasan," imbuh Putin, dikutip Al Jazeera.

Putin mengatakan sekitar 617.000 tentara Rusia kini berada di Ukraina, termasuk sekitar 244.000 tentara cadangan.

Dia lalu menegaskan saat ini tidak ada kebutuhan untuk mobilisasi pasukan cadangan lebih lanjut, karena sekitar 486.000 orang telah mendaftar secara sukarela sebagai tentara kontrak.

Dalam kesempatan itu, Putin juga mengatakan Ukraina kehilangan sejumlah pasukan terbaik di Kherson.

"Saya yakin, ini tragedi bagi mereka," ujar dia.

Jelang dua tahun perang, Ukraina hanya mengalami sedikit kemajuan meski melancarkan serangan balasan. Rusia juga tak membuat kemajuan nyata usia merebut Bakhmut pada Mei lalu.

Putin juga menyinggung hubungan perang ini dengan Barat. Ia berulang kali menuntut Ukraina tetap netral dan tak bergabung dengan aliansi militer NATO.

"Keinginan yang tak terkendali menyusup ke perbatasan kita, memasukkan Ukraina ke dalam NATO, semua ini menyebabkan tragedi ini," kata Putin.

Dia kemudian berujar, "Mereka memaksa kita melakukan tindakan ini."

Konferensi pers Putin kali ini merupakan yang pertama sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022. Pada Desember di tahun yang sama, Putin untuk pertama kalinya dalam satu dekade, tak menggelar konferensi.

Tahun ini, tema utama konferensi yakni pertempuran di Ukraina, pembayaran ke tentara dan keluarga mereka, hingga ekonomi.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami