search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kemarahan Para Pemimpin Timur Tengah Usai Pembunuhan Bos Hamas
Kamis, 1 Agustus 2024, 11:05 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Kemarahan Para Pemimpin Timur Tengah Usai Pembunuhan Bos Hamas

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Kelompok pejuang Palestina Hamas telah mengonfirmasi bahwa pemimpin politiknya Ismail Haniyeh dalam serangan udara di Iran, saat ia menghadiri pelantikan presiden baru Iran Masoud Pezeshkian.

Israel menolak berkomentar secara resmi mengenai serangan di Teheran, tetapi seorang perwakilan militer mengatakan kepada RIA Novosti bahwa Israel tidak bertanggung jawab atas serangan itu.

Serangan di Teheran yang menewaskan Haniyeh terjadi beberapa jam setelah Israel mengatakan telah menewaskan komandan militer senior Hizbullah, Fuad Shukr dalam serangan terhadap benteng kelompok itu di pinggiran selatan Kota Beirut, Lebanon.

Hizbullah mengatakan pada hari Rabu (31/7) bahwa Shukr berada di dalam gedung yang diserang Israel, tetapi nasibnya masih belum diketahui.

Pembunuhan pemimpin Hamas ini memicu reaksi keras dari para pemimpin di kawasan Timur Tengah. Pernyataan keras disampaikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Pezeshkian berjanji akan membuat Israel "menyesali" pembunuhan Haniyeh.

"Republik Islam Iran akan mempertahankan integritas teritorial, kehormatan, kebanggaan, dan martabatnya, serta membuat para penyerbu teroris menyesali tindakan pengecut mereka," kata Pezeshkian dalam sebuah postingan.

Presiden Palestina Mahmud Abbas mengutuk pembunuhan Haniyeh sebagai "tindakan pengecut". Faksi-faksi Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel menyerukan pemogokan umum dan pawai protes di seluruh wilayah tersebut.

Reaksi terhadap pembunuhan Ismail Haniyeh di Iran tersebut bergema di seluruh Timur Tengah dan di seluruh dunia.

Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan bahwa eskalasi berbahaya Israel dalam beberapa hari terakhir berisiko memicu konfrontasi di wilayah tersebut yang dapat mengakibatkan konsekuensi keamanan yang mengerikan.

Lalu, Kementerian Luar Negeri Irak juga menyebut pembunuhan Haniyeh sebagai ancaman bagi keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut, sementara Oman juga mengutuk tindakan tersebut.

Perdana Menteri Qatar, yang telah mempelopori upaya untuk menengahi gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas, mengatakan pembunuhan Haniyeh membuat seluruh proses mediasi menjadi diragukan.

"Bagaimana mediasi dapat berhasil jika satu pihak membunuh negosiator di pihak lain?" tanya Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani dalam sebuah posting di X, seraya menambahkan, "Perdamaian membutuhkan mitra yang serius."

Kementerian Luar Negeri Suriah menyatakan mengutuk agresi Zionis yang terang-terangan ini. Kemenlu Suriah menggambarkan pembunuhan itu sebagai tindakan tercela dan menganggap aksi itu pengabaian hukum internasional yang terus-menerus oleh entitas Israel, dapat membakar seluruh wilayah.

Presiden Turki Tayyip Erdogan menegaskan pembunuhan itu tidak akan mematahkan tekad Palestina.

"Pembunuhan ini adalah kekejian yang bertujuan untuk mengacaukan perjuangan Palestina, perlawanan mulia Gaza dan perjuangan sah saudara-saudara Palestina kita, untuk mematahkan keinginan orang-orang Palestina, dan untuk mengintimidasi mereka," kata Erdogan pada X.

"Namun, seperti hingga hari ini, kebiadaban Zionis tidak akan mencapai tujuannya." (sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami