search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bentuk dan Letak Pulau Bali Menurut Kajian Vastu Sastra Mandala
Kamis, 16 Januari 2025, 14:51 WITA Follow
image

beritabali/ist/Bentuk dan Letak Pulau Bali Menurut Kajian Vastu Sastra Mandala.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kemarin malam, saya coba-coba menganalisis letak dan bentuk Pulau Bali jika disandingkan dengan diagram Vastu Purusa Mandala. Dari hasil analisis itu, saya menemukan sisi positif dan negatif kehidupan di Pulau Bali. 

Satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa leluhur pada zaman dahulu telah memahami konsep Vastu Purusa. Mereka telah menanam banyak logam mulia, batu mulia dan kristal yang memiliki daya elementer kuat di beberapa pelosok Pulau Bali, terutama di tempat-tempat yang memiliki energi Vastu negatif. 

Teknik ini memang disarankan dalam kitab-kitab Vastu sehingga energi suatu tempat menjadi seimbang. Energi yang disebut ”the force” dalam Star Wars ini adalah gabungan energi dari lima elemen dasar, yakni angkasa, udara, api, air dan tanah. Keseimbangan kelima elemen ini akan membawa kesejahteraan dan kestabilan.

Saya tidak bermaksud untuk menuduh, tetapi dari hasil analisis ini tampaknya beberapa logam mulia penstabil energi Vastu telah dicabut di beberapa lokasi di Bali. Logam-logam, permata dan kristal penghasil daya tersebut telah hilang dan membuat ketimpangan energi di beberapa titik (yang saya tandai merah dalam peta).

Energi Positif

Pulau Bali menjadi makmur karena ada sumber air besar di sisi timur laut, yakni Danau Batur. Dari sekian banyak wilayah negara yang saya amati, negara-negara maju dengan perekonomian stabil dan kesejahteraan yang besar memiliki bagian timur laut yang landai dan berair. 

1) Danau Batur ada di timur laut Bali memegang kunci kemakmuran pulau. Danau Batur adalah danau paling vital bagi kemakmuran pulau ini. Jika danau ini sampai diganggu, habislah Pulau Bali. Sumber energi Sri ada di sana. Tidak heran orang-orang di Danau Batur kuno memiliki kisah Dewi Danu yang adalah wujud lain Dewi Sri sebagai dewi kemakmuran.

2) Daratan di bagian timur-timur laut meluas, memberikan kemashyuran. Daerah yang menjadi perluasan bali di bagian timur-timur laut adalah Gunung Seraya, dengan puncaknya Lempuyang. Ekstensi daratan ke arah timur ini memberi energi positif bagi pulau. Jika bagian timur ini dipelihara dengan baik dan dijaga keindahannya (serta diberikan akses air yang melimpah), maka saya jamin Bali akan tambah makmur. Dengan adanya air yang mengalir di bagian timur ini, energi Sri di seluruh pulau akan bergerak dengan aktif.

3) Jika ibukota Bali dipindahkan ke utara, Bali akan menjadi lebih stabil dan energinya akan baik secara ekonomi dan politik. Energi dari bujur perbukitan Bali utara akan membuat energi ibukotanya sangat baik dan stabil.

4) Dataran rendah di Bali selatan baik secara ekonomi, tetapi rawan infiltrasi luar.

Energi Negatif 

1) Bagian tenggara dan barat daya Pulau Bali terpotong oleh samudera. Daratan yang terpotong di bagan tenggara dan barat daya akan membuat pulau ini rentan terhadap gempa bumi dan serangan dari pihak-pihak asing. Syukurnya, di bagian tenggara ada daratan Nusa Penida yang memberikan keseimbangan. Jika tidak, Bali akan sangat rawan gempa dan menjadi target serangan luar. Jadi, Pulau Nusa Penida memegang andil besar terhadap kestabilan Bali berdasarkan kajian Vastu Purusa Mandala.

2) Bagian barat daya Bali yang terpotong membuatnya sangat rentan terhadap serangan dan pendudukan dari luar. Sejarah sudah membuktikan bahwa Bali memiliki catatan kelam tentang perang saudara, bahkan hingga kini. Jika Nusa Penida tidak ada untuk menyeimbangkan elemen di tenggara, maka Bali mungkin sudah diduduki berkali-kali oleh otoritas asing. Nusa Penida juga menjaga daratan utama dari gempa karena hilangnya/terpotongnya bagian tenggara pulau Bali oleh lautan.

3) Bali sangat rawan permasalahan politik dan keuangan karena bentang daratan di tenggara terpotong. Meskipun kelihatannya Bali sangat kaya dan makmur, posisi keuangan dan politik Bali sebenarnya sangat rawan. Mungkin ini tidak tampak dari luar, tetapi dari kajian Vastu Sastra, ini adalah yang terjadi sebenarnya.

4) Bagian barat laut Bali rawan terhadap konflik dan bencana alam yang terkait dengan angin. Apabila pemerintah ingin Bali menjadi stabil, bagian barat laut ini (Gerokgak ke barat) hendaknya diberdayakan dengan cara membangun pembangkit listrik tenaga angin, atau fasilitas lain yang terkait dengan elemen udara atau Bayu.

5) Bagian barat daya terpotong oleh lautan. Bagian ini akan membuat Bali sangat rentan pada serangan luar. Kita bisa melihat wilayah apa yang ada di bagian barat daya ini? Betul, Canggu dan sekitarnya. Apa yang terjadi di sana saat ini? Anda bisa jawab sendiri.

6) Bagian timur laut terpotong, tetapi diseimbangkan oleh perluasan di bagian timur dan utara. Ada lautan luas di sebelah timur laut sehingga energinya menjadi seimbang. Sebenarnya, bagian timur laut Bali ini bagus sekali energinya, tetapi bagian ini perlu ditata agar tidak terbengkalai (sekarang samasekali belum ditata dengan baik). Caranya, buatlah zona khusus di wilayah ini dengan mana gunung agung menjadi titik sudut barat daya. Zona ini harus difokuskan pada elemen air (pengolahan air laut menjadi air tawar, pengeboran sumur air untuk masyarakat) agar air di wilayah ini berlimpah. Dengan itu, Bali akan menjadi lebih stabil.

7) Daerah yang rawan bencana adalah di selatan, barat daya, tenggara Bali. 

8) Bagian barat daya (elemen Neriti) mengendalikan sirkulasi segala hal yang kotor. Saat ini Bali rentan terhadap hal yang kotor (sampah, banjir, dsb.). Dari pandangan Vastu Sastra, energi di bagian barat daya Bali melemah. Tampaknya ada sesuatu yang telah ”dicabut” di bagian barat daya sehingga energinya melemah. Saya yakin pada masa lalu di sana telah ditempatkan penetralisir Vastu dalam bentuk entah apa (mungkin ada di pura atau tempat-tempat keramat di sekitar sana). Sepertinya ”pemberat” di bagian barat daya ini telah dipindahkan atau dicabut.

9) Seharusnya tidak boleh ada pembangunan masif apa pun di bagian kotak biru. Di daerah sini seharusnya ada banyak tanah lapang, sawah dan ladang. Tidak boleh ada struktur industri atau gedung besar di sini.

Jika Ibukota Pindah ke Utara

Posisi ibukota Bali saat ini (Denpasar) diapit oleh dua lautan yakni Samudera Hindia (di barat daya dan selatan) dan Selat Badung (di timur). Ini menyebabkan Denpasar sangat rentan terhadap infiltrasi pihak luar dan serangan-serangan asing. Situasi politik juga tidak sepebuhnya stabil. Karena diapit dua lautan ini, ibukota Bali saat ini akan sangat sulit menangani hal-hal yang berhubungan dengan sistem pembuangan (kotoran, sampah, limbah) dan pengaruh pihak luar dalam perekonomian.

Apabila ibukota berpindah ke utara, titik yang paling tepat untuk ibukota adalah dari wilayah Lovina ke timur hingga Air Sanih, Kubutambahan. Dengan adanye gunung/bukit di selatan, pantai di utara dan arah timur yang landai, Bali akan menjadi stabil dan sejahtera. 

Dalam analisis ini, saya tidak mendukung maupun menolak pemindahan ibukota Provinsi Bali. Saya hanya mengkajinya berdasarkan prinsip-prinsip elementer dalam Vastu Sastra Mandala.

Semoga bermanfaat.

Penulis 

 

IB Lawa Manuaba

Akademisi

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/opn



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami