Krisis Air di Subak Lebu, DPRD Karangasem Gerak Cepat Cari Solusi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KARANGASEM.
Mendapat informasi terkait keluhan petani di Subak Lebu yang mengkhawatirkan keberlangsungan tanaman padi mereka akibat pendangkalan saluran irigasi, Wakil Ketua DPRD Karangasem, I Gusti Agung Dwi Putra, langsung turun tangan mencari solusi.
Ia turun langsung pada Kamis (20/3/2025) pagi. Setelah bertemu dengan petani dan tokoh setempat serta melihat dan mendengar persoalan yang terjadi, ia segera berkoordinasi dengan Dinas PUPR-Kim Karangasem serta Balai Wilayah Sungai (BWS) Penida agar segera mengambil langkah.
Persoalan yang terjadi di lapangan, petani di Subak Lebu merasa resah karena tanaman padi mereka terancam gagal tumbuh akibat debit air yang semakin mengecil. Hal ini diduga terjadi akibat endapan material yang membuat terowongan di Bendungan Yeh Masih menjadi dangkal, sehingga air tidak bisa mengalir ke hilir.
"Saya sudah langsung berkoordinasi dengan Dinas PUPR dan Balai terkait kondisi ini. Khusus dari Balai, tadi saya dapat informasi sudah dialokasikan anggaran untuk proses pengerukan material yang menyumbat terowongan di Bendungan Yeh Masih. Saat ini tinggal menentukan hari untuk proses penanganan saja," kata pria yang akrab disapa Gung Dwi itu.
Selama melakukan pemantauan, pihaknya merasa sangat prihatin dan sedih melihat kondisi tanaman padi di Subak Lebu yang kekurangan air sehingga terancam gagal tumbuh. Terlebih, tanaman padi bagi Desa Adat Lebu sangat erat kaitannya dengan upacara usaba. Warga akan melaksanakan upacara tersebut dengan menjadikan masa panen sebagai patokan.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas PUPR serta Balai Wilayah Sungai (BWS) Penida, agar segera melakukan pengerukan terhadap terowongan di Bendungan Yeh Masih. Pasalnya, dengan adanya pendangkalan akibat endapan pasir dan bebatuan, aliran air ke subak tersebut tidak bisa maksimal.
Editor: Redaksi
Reporter: DPRD Karangasem