search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Eropa Makin Ngeri, Rusia Luncurkan Serangan Baru
Kamis, 1 September 2022, 08:34 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Eropa Makin Ngeri, Rusia Luncurkan Serangan Baru

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Upaya pemenuhan energi Eropa mendapatkan ancaman baru dari Rusia. Hal ini dikarenakan keputusan Moskow untuk menghentikan aliran gas yang melalui pipa Nord Stream 1.

Raksasa energi negara Rusia Gazprom mengatakan Nord Stream 1 yang mengalir ke Jerman akan tidak beroperasi dari Rabu (31/8/2022) hingga Sabtu (3/9/2022).

Gazprom mengatakan penutupan terakhir diperlukan untuk melakukan perawatan pada kompresor pipa yang tersisa di stasiun Portovaya di Rusia. Perusahaan itu mengatakan perbaikan ini hanya akan dapat dilakukan oleh spesialis dari perusahaan alat berat Jerman, Siemens.

Kremlin mengatakan persoalan yang terjadi di Nord Stream 1 sendiri merupakan bagian dari masalah yang terbentuk pascasanksi Barat terhadap negara itu. Diketahui, Siemens merupakan perusahaan Jerman yang juga ikut memberikan sanksi terhadap Moskow setelah menyerang Ukraina.

"Ada jaminan bahwa, selain masalah teknologi yang disebabkan oleh sanksi, tidak ada yang menghalangi pasokan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Pemerintah Eropa sendiri khawatir bahwa penonaktifan ini dilakukan Rusia untuk menekan pemerintah wilayah itu yang menentang aksi Moskow di Ukraina. Menteri Transisi Energi Prancis Agnes Pannier-Runacher mengatakan bahwa hal ini merupakan bukti Rusia menggunakan gas sebagai senjata.

Adapun, krisis energi di Eropa akibat aliran gas Rusia yang terganggu telah memicu lonjakan 400 persen harga gas grosir sejak Agustus lalu. Ini menekan bisnis dan rumah tangga dalam hal tagihan energinya.

Di Jerman, ekonomi terbesar Eropa, inflasi melonjak ke level tertinggi dalam hampir 50 tahun di bulan Agustus dan sentimen konsumen memburuk karena rumah tangga bersiap untuk lonjakan tagihan energi.

Meski begitu, presiden regulator jaringan Jerman mengatakan bahwa negara itu akan mampu mengatasi pemadaman tiga hari bila memang aliran gas dilanjutkan pada hari Sabtu.

"Saya berasumsi bahwa kami akan mampu mengatasinya. Saya percaya bahwa Rusia akan kembali ke setidaknya 20 persen mulai Sabtu, tetapi tidak ada yang benar-benar bisa mengatakannya," ujar kepala otoritas jaringan Jerman, Klaus Muller.

Analis Goldman Sachs sendiri mengatakan skenario yang mereka prediksi adalah bahwa pemadaman Nord Stream 1 terbaru tidak akan diperpanjang. Ini untuk memberikan pendapatan pada Moskow.

"Jika itu terjadi, tidak akan ada lagi elemen kejutan dan pendapatan yang berkurang, sementara aliran rendah dan penurunan sesekali ke nol berpotensi menjaga volatilitas pasar dan tekanan politik di Eropa lebih tinggi," kata lembaga keuangan itu.

Sementara itu, walau aliran gas dari Rusia via pipa Nord Stream 1 sedang terhenti, beberapa negara Eropa telah mengisi hingga 80 persen kapasitas penyimpanan gasnya untuk persiapan musim dingin.

Kapasitas milik Jerman bahkan telah terisi 83,65 persen. Ini kemungkinan lebih cepat dari target Berlin untuk mengisi 85 persen kapasitas penyimpanan pada 1 Oktober mendatang.

"Ini adalah keajaiban bahwa tingkat pengisian gas di Jerman terus meningkat," tulis analis Commerzbank, mencatat negara itu sejauh ini berhasil membeli cukup banyak dengan harga lebih tinggi di tempat lain.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami