Terusan Panama Kekeringan, Bisa Hambat Pelayaran Internasional
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Otoritas Kanal Panama (ACP) terpaksa mengurangi lalu lintas kapal di Terusan Panama karena volume air yang terus menyusut akibat kekeringan. Langkah ini merupakan yang kelima kali selama musim kemarau panjang.
Dua danau buatan di Provinsi Colon yang biasanya mengalirkan air ke kanal tak bisa melakukannya lagi karena hujan jarang turun sehingga bisa menghambat pelayaran internasional melalui rute itu.
"Kurangnya hujan berdampak pada berbagai hal, pertama berkurangnya cadangan air kita," kata manajer air ACP, kata Erick Cordoba kepada AFP.
Menurut dia, hal ini mempengaruhi bisnis kanal dengan kapal terbesar, yang membayar biaya tertinggi, terpaksa tak bisa lewat terusan itu.
Administrator kanal, Ricaurte Vasquez, baru-baru ini juga mengakui kekurangan air adalah ancaman utama pengiriman dari kapal-kapal yang melalui kanal.
Air hujan merupakan sumber energi yang digunakan di Terusan Panama untuk menggerakkan kapal melewati kunci. Kunci ini akan mengangkat kapal hingga setinggi 26 meter di atas permukaan laut.
Lintasan setiap perahu melibatkan 200 juta liter air tawar yang mengalir ke laut. Ini membuat Danau Alhajuela dan Gatun menjadi area vital.
Menurut ACP, antara 21 Maret-21 April, ketinggian air di Alhajuela turun tujuh meter atau lebih dari 10 persen.
Pada 2022, lebih dari 14.000 kapal yang membawa 518 juta ton kargo melewati kanal tersebut. Lalu lintas ini menyumbang US$2,5 miliar atau sekitar Rp37 triliun ke finansial Panama.
Sebetulnya ancaman kekeringan di Panama sudah menunjukkan tanda-tanda pada 2019. Ketika itu, pasokan air tawar turun menjadi tiga miliar meter kubik, sementara untuk mengoperasikan kanal butuh 5,25 miliar meter kubik.
Pihak berwenang khawatir bahwa ketidakpastian operasional ini bisa menyebabkan beberapa perusahaan pelayaran memilih rute lain. Pemerintah pun mencari solusi guna menjamin operasi terusan dalam jangka panjang.
Mantan administrator kanal, Jorge Quijano, juga memiliki pandangan serupa. Menurut dia, tanpa reservoir baru yang membawa volume air baru, situasi ini akan mengurangi kapasitas kanal.
"Sangat penting untuk menemukan sumber air baru, terutama menghadapi perubahan iklim yang kita saksikan, tidak hanya di negara kita tetapi di seluruh dunia," ujar Quijano.
Cekungan Terusan Panama juga memasok air ke lebih dari 2,1 juta penduduk negara itu.
Kelangkaan telah menyebabkan masalah pasokan air di beberapa bagian negara. Kondisi ini memicu banyak protes.
Para ahli memperingatkan bahwa masalah air dapat memicu konflik antara kanal dan penduduk lokal mengingat perkembangan kota yang tak teratur di sekitar Panama City.
"Kanal mengalami kekurangan hujan seperti yang kami alami di seluruh negeri, tetapi dalam parameter periode kering yang normal," kata manajer umum di lembaga meteorologi dan hidrologi Panama, Luz de Calzadilla.
Warga yang sering memancing di Danau Alhajuela, Ledin Guevara mengatakan air di danau tersebut berkurang setiap hari.
"Tahun ini adalah yang paling sulit yang pernah saya lihat untuk kekeringan," kata dia.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net