search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
4 Daerah Dikembangkan untuk Wisata Kesehatan dan Herbal
Selasa, 7 September 2021, 12:20 WITA Follow
image

bbn/dok Kemenparekraf/4 Daerah Dikembangkan untuk Wisata Kesehatan dan Herbal.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno akan mengembangkan wisata kesehatan dan herbal di 4 daerah. Ia menyebut pandemi merupakan momentum yang baik untuk memantapkan industri kesehatan di dalam negeri, selain untuk menyelamatkan devisa.

"Selama ini, wisatawan nusantara setiap tahunnya menghabiskan hampir 11 miliar dolar AS lebih untuk berwisata kesehatan di luar negeri. Wisata kesehatan serta wisata kebugaran dan herbal ini akan kita kembangkan karena kita mempunyai pangsa pasar yang sangat besar," kata Sandiaga dalam Weekly Press Briefing, Senin, 6 September 2021 dikutip dari Liputan6.com.

Wisata kesehatan merupakan kegiatan wisata yang mengedepankan peningkatan kesehatan dan kebugaran fisik serta pemulihan kesehatan spiritual dan mental wisatawan. Ia mengungkapkan pada tahap awal akan difokuskan untuk pasar wisatawan nusantara karena perbatasan Indonesia belum dibuka untuk wisatawan mancanegara.

Di tahap awal, pengembangan wisata kesehatan ini akan diintensifkan di tiga daerah prioritas, yakni Jakarta, Medan, dan Bali. Terlebih Bali, kata Sandiaga, beberapa tempat di sana sudah terkenal sebagai destinasi wisata wellness dan herbal di kalangan wisatawan mancanegara.

"Antusiasme masyarakat mengenai herbal dan wellness tourism sangat tinggi, terutama di Bali. Untuk itu SDM-nya harus kita tingkatkan melalui program reskilling dan upskilling untuk memberikan pelayanan yang berstandar lebih tinggi lagi," ucap Sandiaga.

Sementara, fasilitas kesehatan di sekitar Jakarta juga tidak kalah dibandingkan rumah sakit di luar negeri. "Misalnya di RS Eka Hospital, untuk perawatan tulang belakang/spine, sudah menggunakan alat kedokteran buatan Jerman yang merupakan satu-satunya di Asia Tenggara," ujar dia.

Pemerintah akan menggandeng berbagai instansi kementerian dan lembaga, serta pihak swasta untuk mengembangkan wisata kesehatan tersebut. Termasuk di dalamnya rumah sakit, klinik, dan organisasi profesi seperti Perhimpunan Kedokteran Wisata Indonesia (Perkedwi).

"Jadi, saatnya di tengah pandemi tingkatkan resiliensi industri kesehatan kita," sahutnya.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani menambahkan bahwa pengembangan wisata kesehatan untuk tahap awal dilatarbelakangi jumlah ketersediaan rumah sakit yang ada di ketiga daerah tersebut. 

"Selain itu, di Medan mempunyai potensi besar karena selama ini orang Medan yang ke luar negeri itu banyak sekali. Jadi, kita harapkan dengan kita mempromosikan atau menyiapkan rumah sakit-rumah sakit yang ada di Medan, maka kemungkinan wisatawan-wisatawan yang berasal dari Sumatra Utara dan sekitarnya berobat ke luar negeri akan semakin kecil," jelas Rizky.

Selain Bali, lanjut Rizki, untuk pengembangan wellness dan herbal tourism, pihaknya juga akan mengembangkan potensi ini di Solo, Jawa Tengah. "Solo juga tengah mengembangkan herbal tourism karena di Tawangmangu ada pusat kesehatan herbal milik Kementerian Kesehatan yang sangat berpotensi untuk kita dorong mengembangkan wisata herbal," jelasnya.

Dari keempat destinasi wisata kesehatan itu, Kemenparekraf memetakan setidaknya warga dari empat kota akan menjadi target pasar utama. Itu meliputi Bandung, Surabaya, Palembang, dan Bandung.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami