search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ada Spesies Baru Teratai Raksasa dengan Daun Selebar 3 Meter
Jumat, 8 Juli 2022, 09:39 WITA Follow
image

bbn/Kumparan.com/Ada Spesies Baru Teratai Raksasa dengan Daun Selebar 3 Meter

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Spesies baru bunga teratai raksasa ditemukan setelah selama hampir dua abad salah diidentifikasi.

Tanaman teratai raksasa itu awalnya dimasukkan dalam arsip Royal Botanic Garden di kawasan Kew, pinggiran London dan tumbuh di sejumlah taman air. Namun selama 177 tahun terakhir tanaman itu diidentifikasi sebagai spesies lain.

Kini, penelitian saintifik mengungkap bahwa tanaman itu adalah teratai jenis baru.

Tanaman itu juga mencatatakan rekor sebagai teratai terbesar di dunia, dengan lebar daun sekitar 3 meter. Teratai jenis baru itu disebut Victoria boliviana - dinamai seperti Bolivia, negara tempat teratai itu tumbuh di cekungan air di sekitar sungai Amazon.

Ahli hortikultura, Carlos Magdalena, salah satu pakar bunga teratai terkemuka di dunia, sudah lama mencurigai bahwa tanaman itu berbeda dengan dua jenis teratai raksasa lain, Victoria amazonica dan Victoria cruziana.

Maka dari itu, para ilmuwan dari Bolivia - yang terdiri dari ilmuwan dari Herbarium Nasional di Bolivia, Taman Botani Santa Cruz dan Taman Botani La Rinconada - mendonasikan beberapa benih pada Royal Botanic Garden di Kew.

Carlos Magdalena berkata pada BBC News,"Itu artinya kita dapat menumbuhkannya berdampingan dengan dua spesies lain dalam kondisi yang benar-benar serupa."

"Ketika kami melakukannya, kami bisa melihat dengan jelas bahwa tiap bagian dari tanaman itu berbeda."

Dia kemudian menjelaskan bahwa temuan itu adalah "pencapaian" kariernya. Bersama Carlos, ada seniman botani, Lucy Smith, yang membuat ilustrasi detail tentang tiga spesies teratai air raksasa itu.

Upaya yang dia lakukan untuk mendapatkan gambar yang detail ini, antara lain dengan mendatangi rumah kaca di malam hari karena bunga teratai hanya berkembang di gelap malam.

"Saya mendapat akses untuk melihat bunga dan juga dengan melihat daunnya. Saya sebagai seorang ilustrator, bisa menyoroti perbedaan yang saya lihat," kata Smith.

"Dan faktanya, ketika saya menggambar perbedaan-perbedaan itu, perbedaan itu menjadi lebih nyata di pikiran saya dan saya temukan cara untuk menggambarkan perbedaannya satu sama lain.

"Mungkin saya bias, tapi dari tiga spesies saya pikir (spesies baru) memiliki salah satu bunga yang indah," tuturnya.

Royal Botanical Garden Kew sejak lama memiliki sejarah dengan tanaman itu. Rumah Teratai dibangun pada tahun 1852 untuk menunjukkan koleksi teratai yang dimiliki tanaman botani di barat daya kota London tersebut.

Raksasa itu, yang pertama kali ditemukan pada 1980-an, adalah keajaiban alam kala itu. Nama genusnya terinspirasi dari nama Ratu Victoria.

Temuan terbaru ini menunjukkan bahwa teratai raksasa itu menyimpan banyak kejutan. Para ilmuwan berkata, masih banyak yang bisa dipelajari dari spesies baru ini.

"Dari tiga spesies ini belum ada yang telah dipelajari dengan baik," kata Alex Monro, dari Royal Botanical Garden Kew.

"Kami masih belum tahu berapa banyak populasinya dan seberapa besar variasinya. Kami belum benar-benar memahami biologi penyerbukan dengan baik. Kami tidak tahu banyak tentang penyebaran spesies - bagaimana ia mentransmisikan dirinya dari satu tempat ke tempat lain.

"Jadi masih banyak yang belum diketahui. Dan saya pikir, karena mereka sangat besar - sangat jelas - orang-orang tidak benar-benar berpikir untuk mempelajarinya sedetail itu," ujar Monro.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami