search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Alasan Arab Saudi Ingin Punya Nuklir
Rabu, 27 September 2023, 09:11 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Alasan Arab Saudi Ingin Punya Nuklir

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Perdana Menteri sekaligus Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) mengatakan Arab Saudi menginginkan nuklir sebagaimana negara tetangga dan musuh bebuyutan, Iran.

Pernyataan tersebut terungkap saat MbS wawancara dengan Fox News membahas isu normalisasi dengan Israel.

"Jika mereka [Iran] mendapatkannya, kita harus mendapatkannya," kata MbS.

Terlepas dari itu, kenapa Saudi ingin punya nuklir?

MbS menyebut Saudi perlu mendapat nuklir demi alasan keamanan dan untuk menyeimbangkan kekuatan di Timur Tengah.

Sejauh ini hanya Israel yang disebut memiliki nuklir, sementara Iran terus mengembangkan program nuklir dan memperkaya uranium hingga mencapai 83,7 persen.

Meski menginginkan senjata itu, Pangeran MbS memperingatkan soal bahaya senjata nuklir.

"Bahkan jika Iran mempunyai senjata nuklir, [jika] ada negara yang menggunakan senjata nuklir. Itu berarti mereka sedang berperang dengan negara lain," ungkap dia.

Lebih lanjut, MbS mengatakan dunia tak bisa lagi melihat Hiroshima-Hiroshima yang lain.

"Jika dunia melihat 100 ribu orang tewas, itu berarti Anda sedang berperang dengan seluruh dunia," ujar MbS.

Keinginan Saudi memiliki nuklir sebetulnya sudah mencuat sejak lama. Menurut laporan Washington Institute, MbS mengatakan Saudi ingin tiga hal utama sebagai imbalan normalisasi dengan Israel. Upaya normalisasi Israel dengan negara mayoritas Muslim dibantu Amerika Serikat melalui Abraham Accord.

Imbalan tersebut di antaranya jaminan keamanan Amerika Serikat, akses terhadap peralatan dan teknologi militer Amerika yang terbaik, dan dukungan untuk program nuklir sipil dalam negeri.

Washington Institute menilai "Permintaan" ketiga mungkin menjadi yang paling menantang bagi AS, karena mencakup akses terhadap teknologi pengayaan uranium yang bisa digunakan untuk memproduksi bahan peledak nuklir.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami