search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Belasan Mahasiswa Aliansi Papua Demo di Renon, Ini Tuntutannya
Selasa, 10 Mei 2022, 19:10 WITA Follow
image

beritabali/ist/Belasan Mahasiswa Aliansi Papua Demo di Renon, Ini Tuntutannya.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Belasan mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali menggelar aksi demo di kawasan Renon, pada Selasa 10 Mei 2021. 

Mereka membawa poster dan spanduk berisi kritikan-kritikan terhadap pemerintah dan sejumlah tuntutan diantaranya agar Papua Barat segera merdeka. 

Para mahasiswa juga merias wajah mereka dengan warna yang membentuk bendera Papua Barat bersimbol bintang kejora. Aksi demo ini mendapat pengawalan ketat dari jajaran Polresta Denpasar, Polda Bali, Polsek Denpasar Timur hingga pecalang desa setempat.

Mizkhy Weya selaku juru bicara Petisi Rakyat Papua Wilayah Bali mengatakan dalam aksi demo kali ini pihaknya menuntut agar segera dicabut Otonomi Khusus Jilid II. Para pendemo menolak rencana pemerintah melakukan pemekaran beberapa wilayah di Provinsi Papua. 

"Kami minta agar hentikan praktik pelaksanaan Otonomi Khusus Jilid II, dalam kebijakan UU nomor 2 Tahun 2021. Hentikan juga produk hukum pemekaran yang dipaksanakan atas nama pembangunan dan kesejahteraan semua terhadap orang Papua," ujarnya. 

Weya mengatakan bahwa sebaiknya pemerintah RI memberikan akses International untuk Jurnalis Independen agar bisa pulang ke Papua dan menginvestigasi segala bentuk kejahatan kemanusiaan di tanah Papua.

"Cabut UU Nomor 2 Tahun 2021 Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001. Hentikan rencana pemekaran provinsi di tanah Papua, yang merupakan politik pendudukan dan politik pecah belah di Papua," ujarnya. 

Lebih lanjut dikatakan Weya, pihaknya meminta pemerintah untuk menarik militer organik dan non organik dari seluruh tanah Papua. Termasuk akses Palang Merah Internasional, untuk memberikan akses pelayanan Kesehatan terhadap 67 ribu pengungsi, di kabupaten Nduga, Intan Jaya, Puncak Papua, Pegunungan Bintang, Maybrat dan Yahukimo. 

Tak kalah penting, para pendemo juga mendesak agar seluruh tahanan politik asal Papua dibebaskan oleh pemerintah Indonesia. 

Beberapa saat berdemo, para mahasiswa berangsur angsur bubar dan dikawal ketat aparat kepolisian. Aksi tersebut berlangsung damai. 

Reporter: bbn/bgl



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami