search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Berkunjung ke Wisata Edukasi di Pantai Penyu Mapak Indah
Kamis, 14 Juli 2022, 23:05 WITA Follow
image

beritabali/ist/Berkunjung ke Wisata Edukasi di Pantai Penyu Mapak Indah.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Menyusuri area seluas 24 are kawasan Pantai Mapak Indah di Lingkar Selatan Kota Mataram, NTB, bisa ditemukan pusat penangkaran penyu yang dikelola secara mandiri oleh warga setempat. Tempat ini merupakan semi kedua dari Turtle Education Center (TEC) di Bali.

Saat pelepas liaran tukik (anak penyu) di pantai Mapak Indah, Kota Mataram oleh Wakil Gubenur NTB, Sitti Rohmi Djalilah, Rabu (13/7) pengelola TEC menegaskan akan mengupayakan untuk go internasional, seperti turtle Education Center yang ada di Bali.

"Turtle Education Center di Bali sudah go internasional, sedangkan kami masih lokal. Segala macam cara akan kami upayakan untuk bisa go internasional," kata Haji Awan, selaku pengelola Pusat Edukasi Penyu di wilayah pantai Mapak.

Kegiatan pelepas liaran penyu di pantai Mapak Indah Rabu (13/7) dilakukan dalam rangka "Penyadartahunan Konservasi Flora dan Fauna" sekaligus sebagai upaya menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian penyu di perairan Pantai Mapak dan sekitarnya.

Pada Rabu (13/7), wakil gubernur Sitti Rohmi Djalilah melepaskan beberapa anak tukik secara simbolis. Lalu dilanjutkan dengan pelepasan oleh pengelola yang berjumlah sekitar 5.000 ekor tukik.

Kegigihan Haji Awan selaku pengelola Pantai Indah Mapak layak diatensi. Pasalnya, kawasan pantai seluas 24 are yang dulunya dikenal angker dan penuh kriminal kini berubah menjadi tempat liburan keluarga yang reccomended dan instagramable di ibukota provinsi NTB tersebut.

Bahkan, beberapa komunitas nongkrong yang beranggotakan puluhan anak muda dari luar Kota Mataram mengapresiasi pihak pengelola yang telah mengubah kawasan pantai tersebut.

Sosok Haji Awan, bapak tiga anak itu telah mampu mengubah perekonomian warga sekitar area pantai yang kini dikelolanya tersebut

Pantai Mapak tertata baik dan cukup reccomended, padahal hanya dikelola mandiri tanpa sentuhan pemerintah.  

Haji Awan membenarkan jika area pantai yang mulanya kumuh angker bahkan penuh kriminal itu beberapa tahun silam disulap olehnya secara mandiri. 

Area pantai seluas 24 are itu kini telah berubah menjadi tujuan wisata pantai terfavorit di Kota Mataram. Puluhan lapak dan food container menjajakan ragam kuliner bisa ditemui, bahkan aneka minuman yang biasa menemani kongkow anak muda bisa didapatkan disini.

“Harga makanan dan minuman kita standarkan tidak mahal dan tidak terlalu murah, yang jelas terjangkau, spot swafoto tinggal dipilih saja, kopi sebagai minuman wajib beraroma khas kopi murni juga tidak kalah dengan kafe-kafe di tengah kota sana,” kata Joko Laut sebutan Haji Awan ini.

Sebagai lokasi eduwisata, terdapat penangkaran penyu mulai dari disediakannya tempat pengembangbiakan hingga kolam perawatan sebelum penyu dilepas kembali ke habitatnya di laut. Penangkaran penyu ini atas swadaya masyarakat yang dikelola oleh Kelompok Pelestari Penyu Mapak (KP2M).

“Saya berpikir wisata pengetahuan atau edukasi sangatlah penting, karena itu kita kolaborasikan dengan yang telah tersedia di pantai ini, penyu-penyu ini kan naik bertelur ke pantai setiap bulan Juni, sayangkan kalau kita tidak manfaatkan begitu saja,” terangnya.

Sampai akhirnya pantai ini sering disebut “Pantai Penyu Mapak Indah” akhir 2019 lalu.

“Konsep yang kami kembangkan adalah eduwisata. Pengunjung bisa menikmati keindahan alam, sambil mendapat pengetahuan tentang penyu ini,” ujar Ketua KP2M, H Mahendra Irawan, saat didampingi Haji Awan.

“Pelepasan anak penyu itu sendiri melalui sistem adopsi, begitu ada orang yang mengadopsi mereka harus ada partisipasi berbentuk donasi dan sebagai imbalannya kita memberikan semacam sertifikat, tanda bahwa mereka peduli,” katanya.

Ia menambahkan, pada 2016 dirinya berinisiatif mengajak masyarakat untuk membuat kelompok ini, sebagai upaya untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat terhadap kelestarian penyu tersebut salah satunya melalui ekowisata ini.

“Kita mengedukasi masyarakat sekitar di sini untuk mengurangi kegiatan wisata yang berpotensi mengundang keramaian, yang hanya akan menimbulkan banyak sampah,” katanya.

Terlebih Kota Mataram sendiri belum mempunyai jenis pariwisata yang seperti ini.

“Daripada uang para pengunjung tersebut dipergunakan untuk membeli makanan saja, lebih baik kita arahkan mereka untuk berdonasi dengan melepaskan anak penyu ke habitatnya di laut,” katanya.

“Ke depannya kita akan melakukan kerja sama dengan beberapa instansi pendidikan untuk lebih memperkenalkan tentang wisata ini serta memberikan pengetahuan terkait dengan penyu,” katanya.

Dia berharap kepada dinas terkait untuk memberikan lahan milik pemerintah provinsi yang berdekatan dengan penangkaran telur penyu, untuk di kelola menjadi tempat penangkaran telur penyu yang lebih luas, terlebih sekarang di penangkaran ini mempunyai sekitar 1.900 telur penyu yang siap menetas.

Kawasan pantai Mapak Indah memang merupakan habitat dan lokasi bertelur penyu. Tiga jenis penyu yang kerab muncul adalah penyu Lekang, penyu Hijau, dan penyu Sisik.

Menurut Mahendra, dulunya masyarakat mengambil telur-telur penyu untuk dijual ke pasaran. Tapi sejak 2018 silam, setelah KP2M terbentuk, kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian satwa langka dilindungi ini semakin meningkat.

“Telur-telur penyu yang tadinya diambil untuk dijual, kemudian mulai kami kumpulkan dan tetaskan untuk ditangkar. Dalam usia yang cukup penyu-penyu di penangkaran kemudian kami lepasliarkan kembali ke habitatnya,” kata Mahendra Irawan.

Mahendra Irawan menyampaikan, bahwa perkembangan yang terjadi sampai dengan saat ini melebihi ekspektasinya.

"Semenjak komunitas ini terbentuk, kami tidak pernah berpikir akan menjadi seperti sekarang ini, lokasi ini akan enjadi salah satu destinasi baru wisata, terlebih mengangkat konsep eduwisata itu tidaklah sederhana dan gampang,” ucap Mahendra.

Berdasarkan catatan KP2M, sampai dengan pertengahan tahun 2022, KP2M telah menangkarkan lebih dari 20 ribu telur penyu, dan telah berhasil dikembalikan ke habitatnya sejumlah 18 ribu telur.

Editor: Robby

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami