Biden Bertemu Raja Yordania Bahas Gencatan Senjata di Gaza
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyambut Raja Yordania Abdullah II di Gedung Putih pada Senin (12/2) waktu setempat. Pertemuan itu membahas upaya gencatan senjata di Gaza, Palestina.
Agenda pembahasan juga termasuk pembebasan sandera Israel yang ditahan di Gaza, serta kemungkinan meningkatnya operasi militer Israel di kota perbatasan Rafah.
Biden, didampingi istrinya, Jill, menyambut raja, Ratu Raina, dan putra mahkota Hussein di Gedung Putih.
Kepada AP, seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan kesepakatan untuk menghentikan perang tampaknya sudah semakin dekat. Sebuah kerangka kerja untuk mencapai kesepakatan sudah siap. Kerangka ini diyakini bisa menghasilkan pembebasan sisa sandera warga Israel yang ditahan oleh Hamas dengan imbalan penghentian pertempuran.
Pejabat itu mengatakan tekanan militer Israel terhadap Hamas di Khan Younis selama beberapa minggu terakhir telah membantu mendekatkan kelompok militan tersebut untuk menerima perjanjian.
Menurutnya, potensi tercapainya kesepakatan tekah dibahas Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan lalu, dan akan dibahas dalam percakapan Biden dengan Raja Abdullah.
Netanyahu dan Biden juga saling bertukar pikiran mengenai potensi perluasan operasi militer Israel ke Rafah dan bahwa Biden menegaskan kembali penolakan AS terhadap gagasan tersebut lantaran ada lebih dari 1,3 juta orang berlindung di Rafah.
Biden, yang pekan lalu menyebut respons militer Israel di Gaza berlebihan, juga mengupayakan langkah-langkah mendesak dan spesifik untuk memperkuat bantuan kemanusiaan.
Sementara itu, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan kedua pemimpin akan membahas upaya untuk membantu mengakhiri konflik Hamas-Israel, bantuan kemanusiaan ke Gaza dan visi untuk perdamaian abadi yang mencakup kelangsungan solusi dua negara dengan jaminan keamanan Israel.
Kirby mengatakan AS masih menentang gencatan senjata umum di Gaza, seperti yang diserukan oleh Abdullah dan para pemimpin regional lainnya.
AS memandang ada "target militer yang sah" bagi Israel di Rafah, namun sekutunya itu harus memastikan operasi mereka dirancang untuk melindungi kehidupan warga sipil yang tidak bersalah.
Pertemuan dengan Raja Abdullah II terjadi ketika Biden dan para pembantunya berupaya menengahi jeda agresi Israel ke Palestina.
Gedung Putih tengah menghadapi kritik yang semakin besar dari warga Arab-Amerika atas dukungan pemerintah yang terus berlanjut terhadap Israel, padahal korban tewas di Gaza mencapai puluhan ribu selama 4 bulan agresi brutal negara zionis tersebut.
Yordania dan negara-negara Arab lainnya sangat kritis terhadap serangan Israel ke Gaza. Mereka telah menuntut gencatan senjata sejak pertengahan Oktober 2023, ketika korban sipil mulai meroket.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net