search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bukan Rusia, Negara Ini Pemegang Kunci Perang Dunia 3
Minggu, 5 Maret 2023, 13:53 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Bukan Rusia, Negara Ini Pemegang Kunci Perang Dunia 3

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Meskipun perang antara Rusia dan Ukraina sedang berlangsung, namun ternyata bukan menjadi pemicu perang dunia ketiga. Disebutkan bahwa kunci Perang Dunia 3 adalah Cina yang memanfaatkan konflik tersebut.

Kolumnis New York Times Thomas Friedman memperingatkan pada bahwa Cina dapat mendorong konflik Rusia-Ukraina menjadi "perang dunia sejati".

Dalam Meet the Press NBC, dia menilai Cina ingin perang di Ukraina berkepanjangan karena itu membuat Amerika Serikat (AS) terikat dan membuat stok persenjataan menipis.

Menurutnya, Cina akan "menyukai Rusia yang lemah yang terpaksa bergantung secara ekonomi pada mereka", menambahkan bahwa Cina tidak "menginginkan Rusia yang runtuh".

"Itu adalah sinyal yang sangat buruk bagi Taiwan jika Barat dapat menjatuhkan Rusia. Jadi, saya pikir Cina mungkin khawatir tentang itu. Tapi saya pikir Anda tidak bisa melebih-lebihkan betapa pentingnya jika Cina melakukan itu, maka ini akan menjadi perang dunia yang sebenarnya. Itu memengaruhi setiap pasar global dan kita berada di dunia yang benar-benar baru," katanya, dilansir Newsweek, dikutip Sabtu (4/3/2023).

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia memperingatkan mitranya dari Cina tentang "konsekuensi serius" karena mendukung Rusia dalam perangnya melawan Ukraina.

Ketika ditanya bukti apa yang AS miliki untuk membuktikan bahwa Cina sedang mempertimbangkan untuk memberikan bantuan mematikan ke Rusia, Blinken menjawab bahwa Cina seperti bermain dua kaki.

"Cina mencoba mendapatkan keduanya. Secara terbuka mereka menampilkan diri sebagai negara yang berjuang untuk perdamaian di Ukraina, tetapi kami telah melihat selama beberapa bulan terakhir ini, penyediaan bantuan tidak mematikan yang langsung membantu dan mendukung upaya perang Rusia," tuturmya.

Menurutnya, Cina bahkan sangat mempertimbangkan untuk memberikan bantuan mematikan ke Rusia meskipun belum dilakukan hingga saat ini.

Pensiunan Letnan Jenderal Mark Hertling, mantan panglima Angkatan Darat AS Eropa, mengatakan kepada Newsweek bahwa merupakan kepentingan Cina untuk melihat AS terus mendukung Ukraina.

"Sementara AS dan negara-negara barat lainnya memasok senjata, dukungan, dan intelijen dalam perjuangan eksistensial Ukraina untuk mendapatkan kembali kendali atas perbatasan kedaulatan mereka, Cina dapat memperluas jangkauan strategis mereka di banyak wilayah di luar perbatasan mereka sambil terus mengatasi tantangan domestik mereka sendiri," katanya.

Senada, pensiunan Letnan Jenderal Ben Hodges dan juga mantan komandan Angkatan Darat AS Eropa, mengatakan kepada Newsweek makin jelas bahwa Cina secara aktif mendukung Rusia dengan bantuan, meskipun berusaha melakukannya tepat di bawah ambang sanksi.

"Perang di Ukraina tidak terpisah dari ancaman Cina di kawasan Indo-Pasifik. Pertahanan kebebasan dari otokrasi (Rusia, Cina, Iran, Korea Utara) dan pertahanan tatanan internasional berbasis aturan (Piagam PBB) , kedaulatan, kebebasan navigasi, penghormatan terhadap hak asasi manusia), berjalan melalui Ukraina."(sumber: cnbcindonesia.com)


 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami