search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Duduk Perkara Konflik Kosovo dan Serbia Yang Berkobar Lagi
Kamis, 29 Desember 2022, 15:28 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Duduk Perkara Konflik Kosovo dan Serbia Yang Berkobar Lagi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Kosovo dan Serbia sedang memanas lagi beberapa waktu terakhir. Ketegangan yang berawal dari konflik di perbatasan dua negara Balkan itu pun sarat dengan persoalan etnis yang kembali mencuat.

Mengutip dari AFP, Rabu (28/12) malam WIB, Kosovo telah menutup perbatasan utamanya dengan Serbia. Sementara itu di sisi lain, Serbia pun telah mempersiapkan barikade dan militer untuk mengantisipasi perang dengan negara yang merupakan bekas provinsinya itu.

"Presiden Serbia [Aleksandar Vucic] memerintahkan tentara Serbia untuk berada dalam kesiapan tempur tertinggi yaitu pada tingkat penggunaan angkatan bersenjata," kata Vucevic pada Senin (26/12).

Vucic juga meminta penambahan personel angkatan bersenjata khusus, dari 1.500 menjadi 5.000. Kosovo pada 2008 silam mendeklarasikan kemerdekaannya terpisah dari Serbia. 

Dan, di daerah perbatasan Kosovo dengan negara itu setidaknya ada 120 ribu warga etnis Serbia. Kosovo kemudian meminta pasukan perdamaian yang dipimpin NATO (KFOR) membubarkan barikade pasukan Serbia tersebut.

Terlepas dari itu, mengapa konflik etnis mencuat lagi di wilayah Kosovo utara?

Ketegangan antara etnis di negara Balkan itu meningkat sejak 10 Desember lalu. Ketika itu, warga Serbia di Kosovo mendirikan barikade sebagai bentuk protes.

Mereka murka setelah pihak berwenang Kosovo menangkap polisi Serbia yang protes atas kebijakan diskriminatif Pristina. Para polisi ini bekerja di instansi keamanan Kosovo.

Pemogokan massal tersebut kemudian menciptakan kekosongan keamanan di Kosovo. Kosovo lalu menangkap tiga eks petugas keamanan dengan tuduhan terorisme.

Sebelum aksi itu berlangsung, sekitar 600 polisi, hakim, dan jaksa mengundurkan diri pada November. Ini terjadi usai Kosovo melarang orang Serbia di negara tersebut menggunakan pelat nomor yang dikeluarkan Beograd.

Apa yang diinginkan warga Serbia di Kosovo?

Melansir dari Reuters, warga Serbia di Kosovo ingin membuat asosiasi di kota-kota dengan penduduk mayoritas orang Serbia yang akan beroperasi dengan otonomi lebih besar.

Kosovo dan Serbia sebetulnya berkonflik sejak lama. Dalam beberapa tahun terakhir, Beograd--pusat pemerintahan Serbia--berulang kali mengerahkan pasukan di perbatasan.

Rekam jejak konflik kedua negara ini bermula saat pemimpin Yugoslavia Josip Broz Tito meninggal pada 1980.

Satu tahun kemudian, protes dari etnis Albania di Kosovo pecah. Mereka menuntut Kosovo menjadi republik federal. Sebelumnya, wilayah itu menjadi salah satu provinsi di Serbia.

Tuntutan tersebut memicu gerakan nasionalisme Serbia. Kemudian pada 1987, mengutip dari Washington Post, Slobodan Milosevic menjadi Presiden Serbia dan bersumpah bakal menumpas separatisme.

Tindakan keras Milosevic justru kian menyuburkan semangat mayoritas Kosovo untuk mendapat kemerdekaan secara penuh. Perang perebutan wilayah pun pecah pada 1998. Imbas insiden ini, 10 ribu orang dilaporkan tewas.

Pertempuran baru berakhir pada 1999. Ketika itu, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) turut ikut campur dengan melakukan pengeboman. Ini menyebabkan sekitar 200 ribu warga sipil Serbia melarikan diri.

Lalu pada 2008, Kosovo merdeka dari Serbia. Namun, Beograd menolak untuk mengakui negara itu. Amerika Serikat dan sebagian besar negara Uni Eropa telah mengakui kemerdekaan Kosovo, sementara Serbia mengandalkan Rusia dan Cina dalam upaya mempertahankan klaim atas bekas provinsinya.

Selain tak mengakui kemerdekaan Kosovo, Serbia diduga mendorong 120 ribu etnis Serbia Kosovo untuk menentang pemerintah Pristina.

Permusuhan etnis di dua negara itu terus berlanjut. Kosovo memiliki populasi etnik Albania sebanyak 1,8 juta jiwa. 

Dari jumlah ini sebanyak 100 ribu di antaranya warga Serbia. Konflik Kosovo-Serbia semakin meningkat setelah Rusia menginvasi Ukraina.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami