Gempa Magnitudo 3,7 Guncang Bukittinggi Sumbar, Ada Gempa Susulan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Gempa darat dengan Magnitudo 3.7 (M.3.7) mengguncang Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Minggu (26/5). BMKG melaporkan gempa terjadi pukul 10.46 WIB pada koordinat 0.33 Lintang Selatan, 100.40 Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi pada jarak 4 Kilometer Bukittinggi pada kedalaman 7 kilometer.
Hingga pukul 11.25 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu kali aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar Sianok," kata Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang Suaidi Ahadi dalam keterangannya wartawan, Minggu siang.
Menurut Suaidi, gempabumi berdampak dan dirasakan bukan hanya di Kota Bukittinggi, melainkan juga sampai ke daerah tetangga seperti Padang Panjang, Agam dan Payakumbuh dengan skala intensitas II - III MMI.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan menghindar dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Gempa juga membuat kaget sebagian besar warga, terutama yang tinggal di lereng Gunung Marapi. Pihak Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi mengingatkan warga agar tetap siaga dan mematuhi rekomendasi yang telah diberikan lembaga terkait. Apalagi, menjelang Minggu Subuh terjadi erupsi gunung Marapi dengan tinggi kolom abu mencapai satu kilometer.
"Tetap siaga dan selalu mematuhi rekomendasi yang telah diberikan," kata Ahmad Rifandi, Kepala PGA Marapi.
Rekomendasi dimaksud adalah dengan tidak mendekati dan beraktivitas 4,5 kilometer dari kawah, karena Gunung Marapi saat ini berstatus Level III Siaga.
Selain itu, masyarakat juga diminta mewaspadai aliran banjir lahar dingin yang dapat terjadi.
"Kami mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," ujarnya.
Banjir lahar dingin telah memicu terjadinya banjir bandang pada 12 Mei lalu. Musibah itu menyebabkan 62 orang tewas, puluhan orang mengalami luka dan 10 orang hingga kini masih dicari.**
Beberapa daerah terdampak seperti Kabupaten Tanah Datar, Agam dan Kota Padang Panjang, masih menerapkan status siaga darurat bencana. (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net