search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Google Bersalah, Bisa Kena Denda Terbesar Sepanjang Sejarah
Senin, 10 Oktober 2022, 16:08 WITA Follow
image

bbn/Suara.com/Google Bersalah, Bisa Kena Denda Terbesar Sepanjang Sejarah

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Google didenda 85 juta dollar AS (sekitar Rp 1,2 triliun) oleh pengadilan negara bagian Arizona, Amerika Serikat, gara-gara melacak lokasi pengguna secara ilegal.

Maksud ilegal di sini adalah Google, menurut Jaksa Agung Arizona Mark Brnovich, terbukti masih mengumpulkan data seputar lokasi meski pengguna telah mematikan fitur tersebut.

Tuntutan negara bagian Arizona ini dimulai pada 2020. Kala itu, pengadilan Arizona menuntut Google seputar pelacakan lokasi ilegal berdasarkan laporan investigasi yang dilakukan Associated Press (AP) pada 2018.

Laporan tersebut, yang dilengkapi dengan berbagai data dan bukti dari pengguna, mengeklaim bahwa Google terbukti mengumpulkan data lokasi pengguna secara diam-diam tanpa izin pengguna.

Google tentunya sempat melakukan pembelaan dan mengatakan bahwa pelacakan data pengguna ini mengacu pada kebijakan Google lawas, yang kini diklaim sudah diganti.

Namun, perusahaan asal Mountain View, California, AS, tersebut tak bisa mengelak lantaran bukti-bukti yang dimiliki pengadilan sudah menyimpulkan bahwa Google bersalah.

Kini, tuntutan pengadilan Arizona tersebut berujung pada sebuah putusan bahwa Google terbukti bersalah dan harus membayar denda sekitar Rp 1,2 triliun. Konon, angka tersebut merupakan denda terbesar yang harus dibayar Google sepanjang sejarah.

Terkait putusan pengadilan ini, juru bicara Google, Jose Castaneda, mengatakan, pihaknya lega bahwa kasus di wilayah Arizona sudah selesai.

"Kami senang masalah ini sudah selesai. Ke depannya, kami akan fokus untuk menghadirkan produk-produk yang berguna bagi pengguna kami," jelas Castaneda, dikutip KompasTekno dari Gizchina, Senin (10/10/2022).

Kendati urusan dengan negara bagian Arizona rampung, Google tampaknya masih akan dihantui oleh berbagai tuntutan dari sejumlah negara bagian di AS. Pasalnya, pengadilan negara bagian Indiana, Texas, dan Washington DC dikabarkan tengah menuntut Google di wilayahnya masing-masing.

Sama seperti Arizona, negara-negara bagian ini menuntut bahwa Google telah mengumpulkan data pengguna yang tinggal di wilayah tersebut secara diam-diam, meski fitur pelacakan lokasi sudah dimatikan. (Sumber: Kompas.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami