Ini Tanda-Tanda Putin Bisa Wujudkan Ramalan Ngeri Baba Vanga
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Perang antara Rusia dan Ukraina telah memasuki bulan ke-11. Belum ada tanda-tanda perang akan berakhir dalam waktu dekat.
Sebaliknya, intensitas perang justru meningkat sejak awal tahun ini yang kini berpusat di kota vital Ukraina, Soledar.
Berlarutnya perang makin meningkatkan risiko penggunaan senjata nuklir. Perlu diketahui, Rusia merupakan negara dengan jumlah hulu ledak nuklir terbanyak di dunia.
Presiden Rusia Vladimir Putin pun dilaporkan mengirimkan rudal jelajah hipersonik baru ke Samudera Atlantik. Ini seiring diterjunkannya kapal perang fregat Gorshkov ke wilayah itu, Samudera Hindia dan Laut Mediterania.
"Kali ini kapal dilengkapi dengan sistem rudal hipersonik terbaru, Zirkon, yang tidak memiliki analog," kata Putin pekan lalu.
"Saya yakin bahwa senjata yang kuat seperti itu akan memungkinkan untuk melindungi Rusia secara andal dari potensi ancaman eksternal dan akan membantu memastikan kepentingan nasional negara kita," tegas Putin lagi dikutip AFP dari media Rusia.
Sementara itu, di kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menggambarkan bagaimana "kuatnya" Zirkon. Senjata yang juga dikenal sengam nama Tsirkon itu disebutnya mampu memberikan serangan tepat dan kuat tak hanya di laut tapi juga darat.
"Zircon, dapat mengatasi sistem pertahanan rudal apa pun. Rudal tersebut terbang dengan kecepatan sembilan kali kecepatan suara dan memiliki jangkauan lebih dari 1.000 km," kata Shoigu.
Shoigu kembali menegaskan Rusia akan terus mengembangkan tiga serangkai nuklir dari rudal balistik, kapal selam, dan pengebom strategis karena senjata semacam itu dianggap jaminan utama kedaulatannya.
"Kami akan terus mengembangkan triad nuklir dan mempertahankan kesiapan tempurnya, karena perisai nuklir telah dan tetap menjadi penjamin utama kedaulatan dan integritas teritorial negara kami," kata Shoigu, dikutip dari Reuters.
"Kami juga akan meningkatkan kemampuan tempur pasukan kedirgantaraan, baik dalam hal pekerjaan pesawat tempur dan pengebom di area di mana sistem pertahanan udara modern beroperasi, dan dalam hal meningkatkan kendaraan udara tak berawak."
Terbaru, Rusia dilaporkan sedang mempersiapkan senjata berkemampuan nuklir untuk perangnya di Ukraina. Hal ini terjadi saat Ukraina masih terus meluncurkan serangan balasan.
Dalam laporan Express, seorang sumber mengatakan bahwa rudal yang disiapkan adalah 2S4 Tulip self-propelled mortar. Ini dua kali ukuran mortir NATO yang berada di kisaran 240mm.
Dengan jangkauan 12 mil, rudal itu mampu menghancurkan benteng besar, perlengkapan militer, atau posisi pasukan. 2S4 juga dapat menembakkan bom nuklir, meskipun kemungkinan akan terbatas pada 'mikro-nuklir', yang biasanya ditujukan untuk menghancurkan area seukuran stadion sepak bola.
"Ini adalah senjata yang sangat besar, menghancurkan ketika menggunakan senjata konvensional dan mampu menghancurkan area yang luas. Tapi mereka juga akan menjadi target yang sangat besar bagi tim drone dan artileri Ukraina, yang memburu peralatan ofensif Rusia setiap hari," ujar sumber itu.
Terkait potensi ledakan nuklir, sejatinya telah diungkapkan seorang peramal terkenal yang pernah memprediksi serangan 9/11 di Amerika Serikat (AS), Baba Vanga.
Ramalan terbarunya, masih mengutip laman yang sama, menunjukkan adanya kemungkinan PD III dalam tahun-tahun mendatang.
Bernama lengkap Vangelia Gushterova, Baba Vanga lahir di tempat yang kemudian dikenal sebagai Yugoslavia. Ketika dia berusia 12 tahun, dia kehilangan penglihatannya saat badai ketika dia terlempar ke udara dan terlempar ke tanah oleh hembusan angin yang kuat.
Laporan Republic World menyebut Baba Vanga meramal akan adanya sebuah negara besar akan menggunakan senjata biologis. Baba Vanga bahkan mengeklaim bahwa 2023 akan melihat badai matahari atau tsunami matahari yang akan sangat menghancurkan.
Tak hanya itu, Baba Vanga yang meninggal tahun 1996 itu juga memprediksi adanya alien yang akan menyerang bumi dan manusia tidak akan memiliki listrik selama tiga hari tiga malam akibat ledakan nuklir. Selain itu virus berbahaya juga akan mempengaruhi burung.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net