search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kalender Tika, Kalender Kuno Bali Dengan Tanda Khusus
Kamis, 20 Januari 2022, 13:05 WITA Follow
image

bbn/metrobali.com/Kalender Tika, Kalender Kuno Bali Dengan Tanda Khusus

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Kalender Tika adalah benda yang umumnya terbuat dari kayu untuk melihat hari, rerahinan dan menentukan dewasa ayu atau hari baik. Benda itu disebut Tika atau sering disebut dengan kalender kuno yang digunakan oleh umat Hindu di Bali.

Untuk sejarah Tika, belum bisa diketahui secara pasti, namun beberapa sumber menyebutkan Tika adalah tatanan wariga, yang memuat wuku dan wewaran yang dituliskan dalam bentuk simbol-simbol. Maka dari itu, untuk membaca Tika, diperlukan pengetahuan tentang ilmu Wariga dan pemahaman terhadap gambar atau simbol yang ditampilkan pada Tika tersebut.

Salah seorang narasumber I Made Suatjana menerangkan, bentuk dasar Tika adalah gambar dari 30 kolom wuku dan 7 baris yang menggambarkan 7 hari panjang masing-masing wuku. Tujuh hari dalam gambar dasar wuku tersebut merupakan rumah dari pada Sapta Wara, wewaran yang siklusnya 7 hari. 

“Salah satu tujuan dari pada pembuatan Tika adalah untuk memudahkan menemukan beragam wewaran atau gabungan wewaran dalam pawukom atau wuku. Oleh karena itu, jumlah simbol yang dicantumkan dibatasi,” ujarnya.

Sedangkan cara penentuan dewasa pada Tika didasari dengan pengetahuan tentang rumus pedoman dewasa sesuai dengan rumusannya. Dalam ilmu wariga, termuat pedaoma pedewasan berdasarkan wewaran, berdasarkan pawukon, berdasarkan tanggal-panglong, berdasarkan sasih, dan berdasarkan dauh. 

“Akan tetapi terkait dengan keberadaan Tika yang hanya memuat wewaran, pawukon dan ingkel, maka penentuan padewasan pada Tika hanya terbatas pada dewasa yang berdasarkan wewaran, pawukon dan ingkel. Sedangkan padewasan yang berdasarkan tanggal, sasih, dan dauh tidak tercantumkan,” papar narasumber lain, I Gede Marayana.

Di samping itu, Tika sangat erat kaitannya dengan subak di Bali. Jika menengok kembali masyarakat agraris Bali pada zaman dahulu, sebelum tahun 1940, petani Bali dalam melaksanakan aktivitas bertani di sawah atau di tegalan selalu memperhitungkan keberadaan cuaca dan waktu (padewasan) dalam mengelola tanah pertanian dari awak pengerjan tanah sawah sampai pasca memanen padi. Padewasan selalu menjadi perhitungan, dengan maksud dan tujuan agar hasil pertanian yang didapat maksimal.

“Jadi para petani menggunakan Tika karena mereka menganggap Tika dapat mempermudah memperhitungkan hari-hari tertentu untuk mengawali suatu pekerjaan, terutama pekerjaan mereka di sawah,” tegas narasumber, Ida Kade Suarioka.

Sementara itu, Kepala UPTD Museum Subak Sanggulan Ida Ayu Ratna Pawitrani menjelaskan bahwa museum juga memiliki fungsi kajian, sehingga setiap museum wajib melakukan kajian terhadap koleksinya. Kajian ini dimaksudkan untuk memperkaya pengetahuan tentang koleksi itu, agar benda tidak hanya menjadi benda mati, tapi berbicara banyak, apa sebenarnya yang ada di balik benda itu. 

“Tika merupakan salah satu koleksi yang ada di Museum Subak,” jelasnya.

Ditambahkannya, Tika yang ada di Museum Subak berkaitan erat dengan agraris. Jadi sedikit berbeda dengan Tika umum. Koleksi Tika yang ada di Museum Subak ada 2, yakni terbuat dari kayu dan satu lagi dari kertas fotocopy.

“Tika yang ada di Museum Subak ini yang dikaji dan kemudian didiskusikan. Selanjutnya akan dijadikan buku agar masyarakat luas dapat mengetahui dan mempelajarinya,” papar Pawitrani.

Lebih lanjut dikatakannya, kalender kertasnya dibuat sekitar tahun 1979, pada saat pendirian museum dan merupakan replika dari Tika asli.

“Sayangnya, untuk Tika kayunya tidak ada angka tahunnya,” tandasnya. (sumber : Bali express-Jawa pos)

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami