Kemenkes Bantah Kabar Vaksin HPV Bikin Mandul
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Kabar bahaya muncul seiring dengan digencarkannya vaksinasi HPV untuk anak usia kelas 5 dan 6 SD. Vaksin disebut bisa memicu kemandulan.
Kabar tersebut dibantah oleh Kementerian Kesehatan RI. Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menegaskan bahwa kabar tersebut hoaks semata.
"Imunisasi HPV sudah dipastikan keamanannya dan pada umumnya tidak menimbulkan reaksi yang serius sesudah pemberian imunisasi," jelas Syahril dalam keterangan resmi yang dikutip CNNIndonesia.com, Selasa (10/10).
Syahril membenarkan adanya reaksi di lokasi suntikan berupa kemerahan, pembengkakan, dan nyeri ringan. Reaksi ini biasanya timbul satu hari setelah pemberian imunisasi dan dapat berlangsung selama 1-3 hari.
"Reaksi umum seperti demam juga bisa muncul setelah pemberian imunisasi," lanjut Syahril.
Sebagaimana telah dikabarkan sebelumnya, pemerintah tengah menggencarkan vaksinasi HPV untuk anak usia sekolah dasar. Tujuannya untuk mencegah kanker serviks.
Berdasarkan uji coba, keberhasilan vaksinasi HPV bisa mencapai 100 persen jika diberikan sebanyak dua dosis pada anak perempuan usia 9-13 tahun.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker serviks merupakan kanker keempat yang paling umum terjadi pada wanita. Pada tahun 2020 saja, diperkirakan ada 604 ribu kasus baru kanker serviks di seluruh dunia.
Dua tipe Human papillomavirus (HPV) 16 dan 18 bertanggung jawab atas hampir 50 persen kasus kanker serviks. HPV ditularkan melalui hubungan seksual. Seorang wanita berisiko terinfeksi HPV saat telah aktif berhubungan seksual.
Vaksinasi HPV dan screening jadi cara yang tepat untuk mencegah kanker serviks.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net