search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Koster Ingin Adopsi Pariwisata di Bhutan untuk Seleksi Wisman ke Bali
Senin, 3 Juli 2023, 22:31 WITA Follow
image

bbn/dok humas pemprov/Koster Ingin Adopsi Pariwisata di Bhutan untuk Seleksi Wisman ke Bali.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Gubernur Bali, Wayan Koster, ingin mengadopsi pariwisata di Bhutan untuk di Bali dimana wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk meski dibatasi akan terseleksi yang berkualitas.

Dengan pembatasan wisman yang masuk, Bhutan hanya menerima 400 ribu orang per tahun, namun yang ingin datang untuk wisata ke negara di Asia Selatan itu mengantre.

"Idealnya kalau saya menginginkan seperti di Bhutan. Di Bhutan itu diberlakukan setahun hanya 400 ribu (wisman) yang masuk ke Bhutan, itu syaratnya ketat sekali. Dia harus membawa uang minimum sekian dollar dan ada uang yang dijaminkan selama sekian hari di Bhutan. Dan tambah hari, tambah banyak jaminannya," kata Koster, di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali, Selasa (3/7).

Koster menyebut, di Bhutan kearifan lokalnya mirip seperti Bali, yang sangat menghormati alamnya, menjaga kualitas udara, lingkungan dan kehidupan, sehingga tidak bisa mudah dikunjungi wisatawan yang jumlahnya melimpah.

"Tetapi dengan menerapkan kuota yang sangat ketat ini, orang ke Bhutan antre, perlu waktu satu tahun untuk datang ke Bhutan," ujar Koster.

"Nah menurut saya, kalau Bali mau kita jadikan surganya dunia wisatawan mancanegara dari berbagai negara, di Bali ini mestinya kita jauh dari perilaku-perilaku yang tidak sopan," sambungnya.

Koster mengungkapkan Bali akan dibuat seperti Bhutan, tetapi tidak seluruhnya dan dengan pertimbangan yang cermat serta rasional. Untuk kuota wisman yang masuk Bali juga akan mirip seperti di Bhutan.

"Mirip-mirip itu (Bhutan), tapi tidak pada angka yang definitif, tapi pada batasan wisatawan yang datang ke Bali harus yang berkualitas," tuturnya.

Selain itu, Koster juga menekankan alasan dia ingin Bali seperti Bhutan agar wisman yang datang ke Pulau Dewata lebih berkualitas dan tidak membuat masalah.

"Yang berkualitas, kita tidak ingin lagi pariwisata yang wisatawannya itu bikin masalah. Uangnya cukup cuma tiga hari (tapi tinggal) di Bali satu bulan, akhirnya uang habis, bikin masalah. ATM dibobol, mencuri, bekerja dan sebagainya, rusaklah. Berwisata iya berwisata, menikmati alam Bali dan berkontribusi untuk alam Bali," ujarnya. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami