search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Menjaga Warisan Kain Tenun Tradisonal Cag-cag Khas Jembrana
Senin, 25 Juli 2022, 23:23 WITA Follow
image

beritabali/ist/Menjaga Warisan Kain Tenun Tradisonal Cag-cag Khas Jembrana.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Meski tenun cag-cag khas Jembrana jarang diminati kaum milenial, Perajin tentun Cag-Cag Ni Nyoman Hariani (54) tetap konsisten menjaga warisan budaya tersebut. 

Hariani menuturkan pengerjaan kain tenun cag-cag saat ini dilakukan secara berkelompok di Desa Dangintukadaya tepatnya di Banjar Sebual, Kecamatan Jembrana.

Awalnya, ia menceritakan, tahun 1998 saat itu melihat cara orang menenun, hingga pada tahun 2000 mendapat bantuan kelompok dari BKKBN berupa modal uang untuk membeli bahan baku benang. 

"Kelompok terbentuk 20 orang dan hanya para lansia saja yang minat mengerjakan. Kain ini warisan sejak jaman nenek moyang saat itu. Bantuan uang diberikan masing-masing berjumlah Rp.500.000 dan tercatat dengan rapi hingga kini berbentuk dana talangan setiap tahun tanpa bunga," jelas Hariani. 

Adapun jenis motif kain Cag-Cag jembrana terdiri songket bun bunan, songket bulan bintang, songket jembatan cinta. 

"Untuk harga tiap motif yakni bulan bintang Rp.500.000, kalau yang motif penuh seharga Rp.2 juta tapi ini butuh proses 1 bulan dan itu tergantung variasi hingga 100 motif," katanya. 

Untuk jenis pewarna terdiri dari dua yakni dari alam dan ada juga jenis sintesis. Untuk jenis alam menggunakan beberapa jenis daun-daunan. Konsumen banyak yang memilih perwarna sintetis karena selain murah juga hasilnya cepat. 

"Harga motif warna yang alami mahal dan orang-orang tertentu saja yang memesan," tuturnya. 

Untuk proses pengerjaan, kata dia kalau konsentrasinya bagus bisa dikerjakan 3 kain motif bulan bintang. Alat yang digunakannya masih tradisional dan masing-masing kabupaten punya ciri khas tersendiri. 

Jika fokus dikerjakan sebulan, ia bisa menghasilkan Rp.1,2 juta, namun jika permintaan banyak harus dikerjakan bersama kelompok. 

"Harapannya pada anak muda sekarang, tenun Cag-Cag bisa dikembangkan pada mereka melalui sekolah-sekolah. Kain tenun songket tradisional ini justru perlu dilestarikan dengan cara pelatihan-pelatihan agar diminati para kaum milenial," tuntasnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami