search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mesra Usai Rujuk, Menlu Saudi dan Iran Bertemu di Cina Saat Ramadan
Kamis, 6 April 2023, 20:55 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Mesra Usai Rujuk, Menlu Saudi dan Iran Bertemu di Cina Saat Ramadan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud dan Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian bertemu di Cina, Kamis (6/4), setelah kedua negara rujuk bulan lalu.

Keduanya membicarakan soal pemulihan hubungan diplomatik menyusul perjanjian normalisasi yang dimediasi Cina bulan lalu.

Kementerian Luar Negeri Iran melaporkan dalam pertemuan itu, kedua menlu menandatangani perjanjian untuk membuka kembali kedutaan dan konsulat di negara masing-masing.

Keduanya juga sepakat memeriksa langkah-langkah guna memperluas kerja sama, termasuk memulai kembali penerbangan, perjalanan bersama dari delegasi resmi dan sektor swasta, serta fasilitas visa.

"Kedua belah pihak menekankan kesiapan mereka untuk menghilangkan semua hambatan yang dihadapi perluasan kerja sama antara kedua negara," bunyi pernyataan Kemlu Iran, seperti dikutip CNN.

Dengan perjanjian ini, Iran dan Saudi bakal punya kedutaan masing-masing di Riyadh dan Teheran, serta konsulat di Jeddah dan Masyhad.

Sebuah video yang dirilis media Saudi pada Kamis menunjukkan kedua menlu itu bergandengan tangan saat berpose untuk foto. Di tengah mereka berdiri Menlu Cina Qin Gang.

Pertemuan Pangeran Faisal bin Farhan dan Amir-Abdollahian ini sendiri merupakan pertemuan tingkat tinggi pertama dalam lebih dari tujuh tahun.

Temu muka ini terjadi setelah kedua belah pihak sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatik setelah pembicaraan di Beijing pada Maret lalu.

Pembukaan kembali hubungan kedua negara itu dipandang sebagai kemenangan diplomatik bagi Cina di kawasan Teluk, yang selama ini dianggap bagian dari domain AS.

Dalam pernyataan Kemlu Cina pada Maret lalu, diplomat top, Wang Yi, menyebut kesepakatan kedua negara Teluk itu sebagai "kemenangan untuk dialog dan kemenangan untuk perdamaian."

Dia juga membanggakan peran konstruktif Cina dalam "memfasilitasi penyelesaian yang tepat dari isu-isu panas di seluruh dunia."

Riyadh dan Teheran sendiri putus hubungan pada 2016 setelah pengunjuk rasa Iran menyerbu Kedutaan Besar Saudi di Teheran buntut eksekusi seorang ulama Syiah di Saudi.

Sejak itu, kedua negara terlibat perang proksi yang turut melibatkan sejumlah negara tetangga. Kedua negara juga mendukung kubu yang berlawanan dalam perang di Yaman.

Setelah tujuh tahun putus hubungan, mereka akhirnya rujuk pada Maret lalu dan siap menjamin keamanan kawasan.

Pernyataan yang dirilis Kamis sore menyebutkan bahwa kedua Saudi dan Iran berjanji untuk "memperluas kerja sama mereka di bidang apa pun yang dapat menjamin keamanan dan stabilitas kawasan dan mewujudkan kepentingan negara."(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami