search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ogoh-Ogoh Tumbal Tunggul, Rerajahan Simbul Raksasa Untuk Penolak Bala
Minggu, 11 Maret 2018, 15:05 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com.Denpasar. Perencanaan yang matang dan konsep mendalam mewujudkan hasil karya yang menawan. Begitulah yang
terungkap dalam proses pembuatan Ogoh-Ogoh Sekaa Teruna Banjar Kepisah Desa Sumerta Kelod.
 
[pilihan-redaksi]
Dengan mengusung tema 'Tumbal Tunggul', seolah-olah memberi cermin dari kondisi realitanya yang sedang terjadi di masyarakat. Menurut arsitek sekaligus konseptor Ogoh-Ogoh, Putu erwin Maryadi, Tumbal Tunggul sebenarnya kisah yang menceritakan suatu desa bernama Lara Sigaran, desa tua yang sebagian besar penduduknya hidup bertani awalnya hidup sejahtera dan berkelimpahan. Suatu ketika muncul masalah yang mengganggu masyarakat seperti panen yang gagal dan banyak masyarakat yang meninggal secara tidak wajar serta kehidupan masyarakat menjadi kacau.
 
Hal inilah yang membuat tetua desa (penglingsir) berdoa ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi memohon keselamatan dan kesejahteraan. Dari petunjuk tersebut tetua desa bersama masyarakat membuat aksara suci yang mengandung mantra dan tantra dengan sebutan Tumbal Tunggul sesuai petunjuk yang diterima. 
 
[pilihan-redaksi2]
Tumbal Tunggul merupakan perpaduan aksara suci dengan wujud modre yang berbentuk abstrak. Tumbal Tunggul diyakini oleh umat Hindu sebagai penolak bala yang dipasang di pekarangan rumah sebagai ulap-ulap. Digambarkan dalam bentuk rerajahan dengan simbul raksasa. Semenjak itu Desa Lara Sigaran mulai menata kehidupannya dan berangsur-angsur membaik. 
 
"Tumbal Tunggul inilah yang menjdi tradisi umat Hindu dan diyakini serta diwarisi secara turun-temurun sebagai penolak bala dari hal-hal magis yang bersifat negatif," ungkapnya.
 
Dengan waktu pengerjaan hanya sebulan, Ogoh-Ogoh yang menelan dana sekitar Rp15 juta itu diikutsertakan dalam lomba di kecamatan Denpasar Timur. (bbn/rob)

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami