Pengusaha Bali Satukan Visi dan Misi Proteksi Ekonomi Masyarakat Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Beritabali.com, Badung. Setelah maraton beberapa minggu melakukan pertemuan untuk menyusun strategi guna mengangkat derajat ekonomi masyarakat Hindu Bali dalam dunia usaha, akhirnya sejumlah tokoh dan pengusaha ternama di Bali, sepakat menyatukan visi dan misi melalui wadahnya PT. Dewata Janardhana Kerthi (PT. DJK).
Pemikiran sejumlah tokoh dan pengusaha Bali dalam menyikapi tata perekonomian yang terjadi saat ini, sungguh mempunyai nilai luhur, yaitu untuk memproteksi kegiatan ekonomi guna menjadikan masyarakat Hindu di Bali lebih sejahtera. Sebaliknya tidak terlelap, atau tenggelam diserbu pengusaha luar.
Untuk mewujudkan keinginan luhur tersebut, bertempat di Ja'an Restaurant Bali, Jalan Seminyak, Kuta, Sabtu (7/9) malam, hadir sejumlah tokoh, pengusaha dan konsultan bisnis, seperti I Gede Wirata, Ketut Mardjana, I Gde Made Sadguna, I Gede Bagia Arta, Ida Bagus Kade Perdana, IGAK Suryawantara, Nengah Natyanta, Marsekal TNI (Purn.) Ida Bagus Putu Dunia, dan beberapa pengusaha lainnya.
Salah satu yang ingin dibangun oleh para pengusaha ini yaitu mengajak sekaligus menggali integritas masyarakat Bali dalam berbinis, para entrepreneur yang menciptakan usaha baru sekaligus menemukan jiwa entrepreneur masyarakt Bali, dan juga menggali potensi yang belum digarap masyarakat.
Untuk mengarah ke sana, juga melibatkan peran pemerintah, yakni melalui kelembagaan dengan regulatornya adalah pemerintah. "Regulasi sejatinya sudah ada yang dibangun di tahun pertama kepemimpinan Bapak Gubernur Wayan Koster. Ada 34 regulasi, lima rancangan perda dan ada juga Pergub. Ini menjadi pondasi dalam berbagai program nanti. Contohnya Pergub No. 99, yang mengatur hinbauan menggunakan produk lokal oleh katering, hotel, restoran dan lainnya. Jadi, jalan sudah dibuka. Tinggal pengusaha yang meresponnya. Dengan bersinergi dan bermitra dengan pemerintah, ini dapat mewujudkan target ekonomi di atas 7 persen," ucap I Gde Made Sadguna, di sela-sela diskusi Sabtu malam.
Sementara I Ketut Mardjana, pengusaha sukses sekaligus penggagas yang ingin mengangkat derajat ekonomi masyarkat Hindu Bali, dalam dunia usaha itu, mengatakan untuk memproteksi ekonomi masyarakat Bali, disepakati ada tiga hal awal yang ingin dibentuk. Yakni, yayasan yang bergerak dalam aspek sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Kedua adalah koperasi, membangun ekonomi yang berlandaskan kekeluargaan, dan ketiga adalah PT, yang permodalannya dibagi dalam bentuk saham. Kata Mardjana, bahwa diharapkan nanti masyarakat Hindu Bali dapat menjadi fasilitator dan katalisator pembangunan dan pengembangan bisnis unggulan, melalui kecermatan berinvestasi kemitraan dan pengelolaan bisnis yang efektif, produktif dan kompetitif.
"Juga menggali, mengembangkan dan memberdayakan potensi yang ada untuk menuju pada kedaulatan masyarakat Hindu di Bali," tandas Mardjana, yang juga owner Toya Devasya itu. Sehingga, ke depan, diharapkan bahwa masyarkat Bali tidak menjadi penonton di tanah kelahiran sendiri, namun menjadi sejahtera dan menjadi motor, menjadi setir, menjadi tuan rumah di tanah warisan para leluhur.
Kunci dalam mengawal hal tersebut, kata tokoh Bali lainnya, adalah SDM. Yakni menjadi masyarakat Hindu Bali yang profesional, dilandasi jiwa entrepreneurship, memiliki jiwa pemimpin yang kuat dan transformasional, beradaftasi pada standar industri dengan tata kelola yang baik.
"Ini sangat penting. Menggali potensi yang ada di Bali, dan dikembangkan, sehingga umat sedharma mampu untuk memberdayakan dan menjaga kedaulatan ekonomi Bali," sambung Mardjana yang mantan Dirut PT. Pos Indonesia itu.
Sementara IB. Dunia mengatakan yang pertama harus ditajamkan adalah SDM Bali, selain sepiritualitas yang mesti ditingkatkan dalam menjaga marwah perekonomian Bali. "Kebutuhan sandang dan pangan, mestinya harus bisa dipenuhi masyarakat Bali sendiri. Bisa memproduksi yang tepat, tentu didukung SDM dan teknologi," tandas Marsekal TNI (Purn.) Ida Bagus Putu Dunia. Untuk itu, dia mengajak masyarakat Bali bersatu, karena Hindu Bali yang latar belakangnya petani, harus mampu bersaing dan mengadopsi segala hasil pertanian, kerajinan, dan lainnya dengan melibatkan pula desa pakraman. "Untuk jangka panjang, tingkatkanlah SDM Bali. Ini kuncinya," tandas IB. Dunia.
Sementara IB. "Jreng" Kade Perdana menambahkan, membangun lembaga bisnis PT. DJK ini, diharapkan bisa menjadi dinamisator dan katalisator penguatan ekonomi umat sedharma masyarkat Hindu Bali, selain memperkuat adat budaya Bali, menuju kehidupan masyarkat Bali yang sejahtera, bahagia lahir batin yakni moksartham jagadhita ya ca iti dharma.
I Gede Wirata, menambahkan bahwa selain regulasi, pemerintah mesti didampingi para praktisi dalam membangun konsep ketahanan ekonomi Bali. Dia mengatakan contoh kecil kebutuhan bunga sehari yang mencapai 15 truk. Bahkan di bulan purnama bisa 20 truk, karena orang Bali yang paling banyak membutuhkan bunga, sementara lahannya terbatas.
"Saya kira regulasi sudah ada, dan pemerintah sudah banyak yang menberikan masukan. Namun penajaman yang belum jelas. Sehingga perlu adanya pendamping dari praktisi," tandas Gede Wirata.
Gede Bagia Arta, Konsultan Bisnis dan Entrepreneur, memandang masih ada ruang kosong yang masih belum dikonsep. Yakni bagaimana membangun jiwa entrepreneur. "Saya sangat resfek dengan teman-teman pengusaha, dengan Pak Gede Wirata, dengan Pak Mardjana, dan entrepreneur lainnya. Kita harus ada apresiasi lebih, yakni membagun karakter entrepreneur. Walau ada regulasi yang bagus, namun SDM kita lembek, ya percuma. Oleh karena itu, bagaimana caranya membangun entrepreneur yang strong," jelas Gede Bagia Arta. Ditambahkan, dengan banyaknya masyarakat Hindu Bali punya pengusaha, akan lebih mudah membangun apresiasi karir entrepreneur.
"Entrepreneur itu sebuah karakter yang tahan banting, kreatif mencari peluang dan bisa membangun jaringan. Tidak hanya nyaman di zona nyaman, tapi harus mencari terobosan. Idealnya 2 persen masyarakatnya harus berjiwa entrepreneur," pungkas Bagia Arta.
Reporter: bbn/adv