search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Perang dengan Rusia, AS Beri Bantuan Rp14 Triliun ke Ukraina
Selasa, 9 Agustus 2022, 14:48 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Perang dengan Rusia, AS Beri Bantuan Rp14 Triliun ke Ukraina

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Pemerintahan Amerika Serikat (AS) pimpinan Presiden Joe Biden kembali memberikan bantuan pertahanan kepada Ukraina yang digempur oleh Rusia. Kali ini, bantuan yang diberikan Biden kepada negara itu senilai US$ 1 miliar atau setara Rp14,8 triliun.

Bantuan ini termasuk amunisi untuk senjata jarak jauh dan kendaraan transportasi medis lapis baja. Paket amunisi itu terdiri atas tambahan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi atau HIMARS, Rudal Permukaan-ke-Udara atau NASAMS, serta ada ribuan butir peluru lainnya.

"Kami akan terus berkonsultasi dengan Ukraina dan meningkatkan sistem dan kemampuan tambahan yang tersedia dengan hati-hati dikalibrasi untuk membuat perbedaan di medan perang dan memperkuat posisi akhirnya Ukraina di meja perundingan," kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam sebuah pernyataan, Senin, dikutip Selasa (9/8/2022).

Dengan adanya tambahan bantuan ini, AS telah memberikan hingga US$ 9,8 miliar atau Rp145 triliun untuk menyokong Ukraina. Beberapa bantuan senjata AS ini dirasa efektif dalam memukul mundur pasukan Rusia.

Salah satu amunisi AS yang cukup berhasil di negara itu adalah HIMARS. Sejauh ini, Washington telah memberikan 16 unit HIMARS ke negara itu dan Kyiv telah berhasil menggempur beberapa gudang persenjataan canggih milik Rusia seperti S-400.

Rusia sendiri menentang manuver AS ini. Moskow mengatakan ini merupakan langkah yang tidak bersahabat terhadap negaranya itu.

Rusia memulai serangannya ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu. Serangan ini dilakukan untuk melawan bentuk persekusi rezim pemerintahan Ukraina yang dilakukan kepada masyarakat berbahasa Rusia di Timur negara itu.

Selain itu, langkah ini dilakukan Moskow untuk menahan masuknya Ukraina kepada pakta pertahanan pimpinan AS, NATO. Pasalnya, bila Ukraina bergabung, Kyiv dapat menggunakan pasal 5 aliansi itu untuk menyerang beberapa wilayah yang telah dikuasai Rusia sejak 2014 lalu seperti Krimea.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami