search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Perang Nuklir Makin Dekat, Putin Beri Kode Serangan
Minggu, 11 Desember 2022, 12:16 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Perang Nuklir Makin Dekat, Putin Beri Kode Serangan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Presiden Rusia Vladimir Putin kembali muncul dengan pernyataan terbaru soal nuklir. 

Jumat, untuk kedua kalinya, ia melontarkan bahwa Rusia, dapat secara resmi mengubah doktrinnya saat ini "tidak akan menjadi yang pertama menggunakan senjata nuklir dalam konflik" dan menyerang terlebih dulu.

Putin menyeret Amerika Serikat (AS) dalam pernyataan terbarunya itu, menyebut kebijakan Paman Sam soal "melucuti senjata musuh duluan" menjadi penyebab.

Berbicara kepada wartawan, Putin mengatakan Moskow sedang mempertimbangkan apakah akan mengadopsi apa yang dia sebut sebagai konsep serangan "pre-emptive Washington".

"Pertama-tama, AS memiliki konsep serangan pendahuluan. Kedua, AS sedang mengembangkan sistem serangan pelucutan senjata," kata Putin kepada wartawan di Kyrgyzstan, dikutip AFP, Sabtu (10/12/2022).

Putin mengatakan Moskow pun mungkin perlu berpikir untuk mengadopsi ide-ide AS itu untuk memastikan keamanan mereka sendiri.

"Kami baru memikirkannya," tambahnya lagi.

"Jika musuh potensial percaya bahwa adalah mungkin untuk menggunakan konsep serangan pendahuluan, tetapi kami tidak melakukannya, maka hal ini membuat kami berpikir tentang ancaman yang ditimbulkan oleh ide-ide semacam itu kepada kami," tegasnya.

"Sistem hipersonik Rusia lebih modern dan bahkan lebih efisien daripada yang ada di AS," ujarnya lagi.

Sebelumnya, soal kemungkinan perang nuklir meningkat juga ditegaskan Putin, Rabu lalu.

"Dalam hal ancaman perang nuklir, Anda benar, ancaman tersebut meningkat," tegasnya dalam pertemuan di Kremlin dengan Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Rusia.

"Mengenai gagasan bahwa Rusia tidak akan menggunakan senjata semacam itu terlebih dahulu dalam keadaan apa pun, maka itu berarti kita juga 'tidak bisa menjadi yang kedua untuk menggunakannya'," tambahnya.(sumber: cnbcindonesia.com)
 

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami