Presiden Serbia: PM Kosovo Berlagak Jadi Zelensky dan Saya Putin
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti sedang berlagak jadi korban menyebut dirinya Presiden Ukraina 'Volodymyr Zelensky baru' dan Vucic sebagai Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pernyataan itu disampaikan Vucic usai Serbia dan Kosovo bersitegang beberapa waktu belakangan.
"Perbatasan tidak ditentukan oleh Kurti, tetapi oleh hukum internasional. Ini adalah salah satu pesan putus asa di mana dia mencoba menampilkan dirinya sebagai korban, sebagai 'Zelensky baru', dan saya sebagai 'Putin kecil'," kata Vucic seperti dikutip dari Russia Today.
Serbia dan Kosovo belakangan kembali berselisih selama hampir sepanjang 2022. Ribut-ribut dipicu rencana Pristina melarang orang Serbia di negara tersebut menggunakan pelat nomor yang diterbitkan Belgrade.
Protes pun pecah dari berbagai kalangan profesi mulai dari hakim, jaksa, hingga polisi. Para etnis Serbia itu memandang kebijakan pelat nomor tersebut sebagai penghinaan dan ancaman terhadap identitas mereka.
Serbia dan Kosovo jauh sebelum ini memang sudah bersitegang setelah Kosovo memisahkan diri pada 2008 silam.
Serbia dan sekutunya Rusia masih belum mengakui pemisahan diri Kosovo ini, Namun Kosovo mengklaim telah merdeka dengan memegang pengakuan dari internasional, termasuk Amerika Serikat dan sebagian besar sekutunya.
"Ini situasi yang sulit bagi kami. Semua kekuatan besar telah mengakui kemerdekaan Kosovo. Jangan mengharapkan sesuatu yang tak akan terjadi. Jangan mudah ditipu," kata Vucic.
Soal ini, Vucic menegaskan bahwa Belgrade selama ini memandang Kosovo sebagai wilayah yang memisahkan diri dan menganggapnya sebagai bagian integral dari Serbia.
Meski begitu, ia menuding Kurti seolah-olah menjadi pihak yang 'tersakiti' dan berusaha mencitrakan dirinya sebagai korban agresi yang diklaim Serbia.
Ketegangan antar kedua negara ini juga kembali terjadi pada awal bulan ini. Saat itu, dua pemuda Serbia terluka dalam penembakan di dekat kota Strpce.
Insiden itu terjadi saat keduanya sedang berjalan dan membawa ranting pohon ek sebagai bagian dari perayaan Natal Ortodoks. Pelaku penembakan diduga seorang etnis Albania.
Belgrade lantas menuding otoritas Kosovo bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Belgrade menyatakan penembakan itu akibat dari kebijakan kontroversial yang dilakukan Pristina.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net