search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Profil Ayah Korban Bom Mobil, Ingin Ukraina Gabung Rusia
Senin, 22 Agustus 2022, 07:56 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Profil Ayah Korban Bom Mobil, Ingin Ukraina Gabung Rusia

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Darya Dugina, anak filsuf Rusia, Alexander Dugin, tewas dalam serangan bom mobil dekat Moskow pada Sabtu (20/8). Dugina diduga sedang menggunakan mobil ayahnya dan kemungkinan serangan itu bukan ditujukan kepada dia.

Berdasarkan penjelasan Reuters, Minggu (21/8), Dugin (60) adalah orang yang sudah lama menganjurkan penyatuan wilayah berbahasa Rusia dan wilayah lain di kerajaan baru Rusia. Dia menginginkan Ukraina masuk ke dalam penyatuan ini.

Dalam bukunya pada 1997 'The Foundations of Geopolitics: The Geopolitical Future of Russia', Dugin sangat kritis pada pengaruh Amerika Serikat di Eurasia dan menyerukan Rusia membangun kembali otoritasnya sendiri dan menganjurkan memecah wilayah negara lain.

Buku ini masuk dalam daftar bacaaan tentara, tetapi tak ada indikasi Dugin pernah memiliki pengaruh langsung pada kebijakan luar negeri Rusia.

Pengaruh Dugin pada Presiden Rusia Vladimir Putin merupakan spekulasi. Beberapa pengamat Rusia menyatakan bahwa pengaruhnya signifikan, tetapi yang lain menyebut minim. Dugin tak punya hubungan resmi dengan Kremlin.

AS pernah menjatuhkan sanksi pada Dugin pada 2015 karena 'bertanggung jawab atas tindakan atau kebijakan yang mengancam perdamaian, keamanan, stabilitas atau kedaulatan atau integritas teritorial Ukraina'.

Kementerian Keuangan AS mengatakan Dugin mengontrol Geopolitica, situs yang jadi rujukan bagi nasionalis Rusia untuk menyebarkan disinformasi dan propaganda yang menargetkan audiens Barat.

Buku yang ditulis Dugin meninggikan ketenarannya. Pada awal 1990-an dia ikut mendirikan Partai Bolshevik Nasional (NBP) yang sangat mendukung pandangan anti-sentris dan menggunakan bendera merah dengan palut dan arit hitam di tengahnya.

Dugin meninggalkan NBP sekitar satu dekade sebelum dinyatakan sebagai 'organisasi ekstremis' pada 2007 dan dilarang beroperasi di Rusia.

Dia pernah bekerja sebagai pemimpin redaksi Tsargrad TV, saluran Kristen Ortodoks pro-Kremlin yang dimiliki pengusaha Kontantin Malofeev.

Malofeev dijatuhi sanksi oleh AS dan Uni Eropa pada 2014 atas tuduhan mendanai separatis pro-Moskow yang bertempur di Ukraina. Dia membantah tuduhan itu.

Dugin menulis pada situs Tsargrad pada Mei yang isinya mengatakan operasi militer Rusia di Ukraina butuh 'reformasi patriotik' segera.

Dia menulis bahwa 'Rusia baru, abadi benar dan mendalam' perlu didirikan untuk menarik orang-orang Ukraina.

"Ukraina dapat menjadi bagian integral dan organik dari ini. Ukraina harus memahami bahwa kami mengundang mereka untuk menciptakan kekuatan baru yang besar ini. Juga Belarusia, Kazakhs, Armenia, tetapi juga Azerbaijan, Georgia dan semua orang yang tidak hanya ada dan bersama kita, tetapi juga akan," tulis dia.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami