search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Putin Klaim Rusia Sudah Lewati Masa Sulit Efek Sanksi Barat
Kamis, 8 September 2022, 09:49 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Putin Klaim Rusia Sudah Lewati Masa Sulit Efek Sanksi Barat

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa negaranya sudah mulai lepas dari dampak sanksi ekonomi yang dijatuhkan negara-negara Barat. Ia menyebut situasi di Rusia sudah mulai kembali normal.

Dalam sebuah pidato di Forum Ekonomi Timur di kota Vladivostok, Putin mengatakan pengangguran di negara itu mulai berada di angka 3,9 persen. Selain itu, inflasi di Rusia sudah mulai menurun.

"Kami pikir puncak situasi telah berlalu. Situasi menjadi normal," kata Putin dikutip AFP, Rabu, (7/9/2022).

Putin masih menggarisbawahi beberapa ancaman yang diberikan sanksi Barat pada perekonomian negaranya. Ancaman itu yakni inflasi dan ketergantungan beberapa perusahaan kepada impor dari Eropa.

"Kenaikan harga masih merupakan ancaman tertentu. Ini mempengaruhi standar hidup dan ekonomi secara keseluruhan."

"Masih ada 'masalah' terkait pengenaan sanksi, khususnya bagi perusahaan yang dipasok dari Eropa," papar pemimpin yang juga mantan intelijen itu.

Putin sendiri juga menjanjikan bahwa ekonomi Rusia akan tetap kuat.

 

Ini ditopang oleh sumber daya alam Negeri Beruang Putih yang sangat kaya.

"Rusia mungkin satu-satunya negara yang mampu mandiri dalam sumber daya alam saat satu per satu, pekerjaan dan perusahaan menghilang di Eropa," tambahnya.

Sanksi Barat telah menargetkan sektor energi dan perbankan Rusia. Hal ini dilakukan untuk menggembosi pendapatan Rusia yang diduga akan digunakan untuk perang di Ukraina.

Inflasi di negara itu melonjak ke level tertinggi dua dekade di bulan April. Setelah itu, inflasi agak melambat, tetapi tetap tinggi dengan berada di level 15,1 persen di bulan Juli.

Bank sentral Rusia memproyeksikan kontraksi ekonomi antara empat dan enam persen untuk seluruh 2022 dan kemudian kontraksi lebih lanjut antara satu dan empat persen untuk 2023. Setelah itu, di 2024, Moskow memperkirakan bahwa ekonomi akan kembali tumbuh.(sumber: cnbcindonesia.com)


 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami