search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sekda Adi Arnawa Serahkan Piagam Kepada Mancagra 1949
Senin, 14 Agustus 2023, 11:02 WITA Follow
image

beritabali/ist/Sekda Adi Arnawa Serahkan Piagam Kepada Mancagra 1949.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Bertepatan dengan Penampahan Kuningan, Sekretaris Daerah I Wayan Adi Arnawa, mewakili Bupati Badung menghadiri acara peluncuran Geguritan Pura Sada dan Penyerahan Piagam kepada Mancagra 1949. 

Mancagra yaitu seorang srati yang memiliki tugas untuk membuat banten dalam pelaksanaan upacara yadnya di Tahun 1949, dimana keberadaan Pura sada tersebut mulai dibangun kembali setelah kehancuran akibat gempa tahun 1917 yang sudah lampau.

Pada kesempatan tersebut Sekda Adi Arnawa juga menerima Baligrafi dari Bendesa Adat Kapal bertempat di Pura Kahyangan Jagat Purusada, Desa Adat Kapal, Jumat (11/8). Turut hadir anggota DPRD Badung I Made Suwardana, Ni Komang Tri Ani, Kepala Dinas Kebudayaan I Gede Eka Sudarwitha, Camat Mengwi I Nyoman Suhartana, Lurah Kapal I Nyoman Adi Setiawan, Bendesa Adat Kapal I Ketut Sudarsana, para Mancagra, beserta para pemedek se-Desa Adat Kapal.

Dalam sambrama wacananya, Sekda Adi Arnawa mengatakan, Pemerintah Kabupaten Badung senang, bangga ikut menyaksikan kegiatan launching geguritan Pura Sada serangkaian penyerahan Piagam kepada Mancagra 1949 di Pura Kahyangan Jagat Purusada. 

Bendesa Adat Kapal dan Undagi di Desa Adat Kapal menyampaikan bahwa yang bernama Mancagra itu, Beliau yang sudah berhasil membangun Parahyangan Ida Bhatara yang berstana di Pura Kahyangan Jagat Purusada, yang dijadikan sebagai cagar budaya/situs yang patut dilindungi secara bersama-sama. 

“Kepada generasi muda mari kita jaga, hormati apa yang sudah diberikan oleh para penglingsir kita sejak dahulu. Apalagi jika dilihat dari bentuk bangunan Pura Kahyangan Jagat Purusada, sangat luar biasa, yang mana orang-orang penglingsir kita yang dulu mengabdi/ngayah dengan tulus ikhlas untuk membuat bangunan Pura Kahyangan Jagat Purusada. Dilihat dari segi ketinggian bangunan, maupun wibawa terhadap Pura sangatlah bagus. Apalagi jika dilihat dari kebijakan Bapak Bupati Badung yakni meringankan beban masyarakatnya dari segi pembangunan maupun adat seni dan budaya,” ujarnya.

Sementara itu Bendesa Adat Kapal I Ketut Sudarsana dalam sambutanya mengungkapkan, berkenaan dengan kegiatan yang dilaksanakannya di Pura Kahyangan Jagat Purusada yakni upacara pemelapasan pratima, serangkaian kegiatan penyerahan piagam penghargaan kepada para tukang-tukang/undagi di jaman dahulu Tahun 1949 sampai 1951. 

Tujuan diberikannya penghargaan ini, tentu Desa Adat Kapal, tidak pernah lupa dengan jasa-jasa dari pada para leluhur yang dahulu, dimana beliau sudah membangun Pura Kahyangan Jagat Purusada. “Kami mengucapkan terimakasih dalam bentuk pemberian piagam penghargaan disertai doa. Dengan harapan, semoga Undagi yang sudah mendahului, agar mendapatkan tempat yang baik, sesuai dengan kramanya, ayah-ayahan di Pura Kahyangan Jagat Purusada," ucapanya.

Pihaknya juga mensosialisasikan, menyebarluaskan informasi tentang keberadaan Pura Kahyangan Jagat Purusada, yakni dalam berbentuk geguritan, bersumber dari Purana yang disungsung Pura Kahyangan Jagat Purusada. Tujuan kegiatan ini tentu, penyampaian masalah Purana dalam bentuk Bahasa Bali, sehingga masyarakat dari kalangan terbawah sampai tingkat tinggi agar mudah memahami, apa sesungguhnya Pura Kahyangan Jagat Purusada, kapan dimulainya, siapa yang membangun di jaman dahulu. 

"Karena bahasa asli dari pada Purana itu agak sulit dipahami oleh masyarakat. Ini salah satu kiat kami dalam rangka menyampaikan kepada krama, bahwa Pura Kahyangan Jagat Purusada, pura ini berstatus sebagai pura tertua, namun di tahun 1949 itu dipugar, karena sebelumnya mengalami goncangan gempa tahun 1917. Kami di Desa Kapal mempunyai rencana dulunya dan sekarang baru bisa terwujud dalam rangka memberikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Beliau atas jasanya di Pura Kahyangan Jagat Purusada, masih bisa tetap berdiri tegar, tidak ada perubahan, semua ini merupakan tonggak warisan bangunan yang dilakukan pada tahun 1949 oleh para Mancagra yang secara tulus ikhlas menghaturkan ayah-ayahan tanpa pamrih dalam waktu yang cukup lama,” ungkapnya.

Editor: Robby

Reporter: Humas Badung



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami