search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sri Mulyani Beberkan Dunia Berada di Masa Sulit dan Berbahaya
Selasa, 11 Oktober 2022, 10:52 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Sri Mulyani Beberkan Dunia Berada di Masa Sulit dan Berbahaya

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan kondisi dunia yang belum lepas dari pandemi, sementara resesi menghantui, membuat banyak pengambil kebijakan terjebak dalam situasi sulit dan berbahaya.

Menurutnya, selama pandemi banyak negara-negara di dunia yang fiskalnya menyusut. Bahkan, beberapa terjebak dalam rasio utang yang tinggi.

Hal ini diperparah dengan kondisi saat ini dimana era suku bunga rendah telah berakhir. Alhasil, fiskal negara-negara tersebut makin terhimpit.

"Kita dihadapkan dengan dilema antara menstabilisasi harga dengan menurunkan inflasi, di saat bersamaan ekonomi turun dan menaikkan suku bunga," ujar Sri Mulyani dalam T20 Summit di Washington DC, dikutip Selasa (11/10/2022).

"Jadi (kondisi) ini sangat sulit dan berbahaya," tegasnya.

Dia melihat ruang pertumbuhan ekonomi terbatas. Sebagai konsekuensi, kondisi ini bisa memicu ketidakstabilan ekonomi dan sosial.

"Ini menjadi situasi yang kompleks bagi policy maker di seluruh dunia," pungkasnya.

Terbukti, beban utang Argentina kini membengkak hingga lebih dari Rp515 ribu triliun, jika dirupiahkan dengan kurs Rp15.290 per dolar AS.

Utang ini tercatat dalam beberapa mata uang yakni dolar AS sebesar US$ 29,4 triliun atau setara 60,9 persen dari total utang, mata uang lokal sebesar ARS 13,3 triliun (27,56%), dan 4,3 triliun euro (8,93%). Ketiga denominasi itu mencakup 97,39 persen dari total utang Argentina.

Akibat komplikasi utang ini, Argentina kini menggunakan sistem barter untuk bertransaksi kebutuhan pokok. Nasib serupa dialami oleh Lebanon dan Sri Lanka.

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) telah mengumumkan akan menurunkan proyeksi terhadap pertumbuhan global pada 2023. Keputusan ini diambil melihat ketidakstabilan keuangan yang terus mengalami peningkatan.

Di sisi lain, konflik Rusia dan Ukraina justru meruncing menyusul serangan terbaru Rusia dan bergabungnya sekutu Presiden Vladimir Putin dalam perang, yakni Belarusia.

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan pihaknya telah memerintahkan pasukannya untuk dikerahkan bersama pasukan Rusia di dekat Ukraina sebagai tanggapan atas apa yang dia katakan sebagai ancaman nyata bagi Belarusia dari Kyiv dan para pendukungnya di Barat.(sumber: cnbcindonesia.com)


 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami