search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tak Punya Rumah, Nenek Tinggal di Dapur Pura, untuk Makan Kumpulkan Sisa Padi
Selasa, 28 Maret 2023, 12:43 WITA Follow
image

beritabali/ist/Tak Punya Rumah, Nenek Tinggal di Dapur Pura, untuk Makan Kumpulkan Sisa Padi.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Seorang nenek, Desak Niang Kasih, warga Banjar Bandung, Desa Siangan, Kecamatan Gianyar hidup dalam keterbatasan. Setiap hari, nenek Kasih tinggal di perentenan (dapur) pura, merajan Taman Bali Bandung, Desa Adat Bandung, Desa Siangan.

Bendesa Adat Bandung, I Dewa Putu Anom, menyatakan Desak Niang betul-betul kekurangan. “Ini memang terparah (kekurangan, red) di desa adat Bandung,” ujarnya.

Desak Kasih, di rumah asalnya, tinggal sebanyak 5 KK. Sebetulnya dia tinggal di gedong Bale Daja milik keluarga besar. Itu pun hanya 1 kamar dan harus berbagi tempat dengan suaminya serta dua anaknya.

Dapur pun, di rumah itu tidak punya. “Makanya tinggal sementara di merajan, di perentenan. Tidur disini, masak, makan sehari-hari disini, perantenan merajan dipakai,” jelas dia.

Astungkara, semeton merajan mengizinkan Desak Kasih tinggal di merajan untuk kegiatan sehari-hari. Terutama di siang hari. “Untuk makan sehari-hari, beliau munuh (mengumpulkan sisa tumbukan padi). Tidak punya kegiatan pasti,” ungkapnya.

Terkadang, warga disini memberikan uang seadanya. “Ada yang kasih Rp 10 ribu, Rp 50 ribu. Ada semeton juga ngasih,” jelasnya.

Pertimbangan tinggal di merajan, adalah kemanusiaan. “Cuman, tidur malam saja di rumah. Namun tidur berdesakan. Karena di rumah KK sareng akeh (berbanyak) ada 5 KK, khusus niang tidak punya rumah,” jelasnya.

Niang Kasih punya 2 orang anak. Anak pertama, Dewa Putu Raka sudah sentana (nikah keluar) dan anak kedua, Dewa Made Rai, tinggal di rumah. “Hanya tinggal gedong satu di rumah. Tidur bertiga sulit, maka kegiatan apapun semua di perantenan,” jelasnya.

Bendesa berharap kepada pemerintah agar menengok ke bawah. “Ini perlu dibantu. Karena tidak punya rumah dan tidak ada pendapatan,” jelas dia.

Bendesa meminta agar ada dermawan dan stake holder terkait mengulurkan tangan. “Kami harapkan ada bedah rumah. Sebab gedong rumahnya itu milik bersama. Dengan kebaikan keluarga, dikasih pinjam, maka ini tidak punya rumah. Bedah rumah, biar ada tempat tinggal,” ujarnya. 

Editor: Robby

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami