Tanda Deglobalisasi, AS Siap Tarik Dolar 'Pulang Kandang'
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kengerian tantangan dan ancaman ketidakpastian ekonomi global di 2023. Hal ini dipaparkan mantan Kepala Bappenas tersebut dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2023, Kamis (6/4/2023).
Sri Mulyani menuturkan bahwa geopolitik saat ini masih memanas. Tidak hanya perang Rusia dan Ukraina, hubungan Amerika Serikat dan China masih penuh ketegangan.
"Mengapa ini penting, karena ini bukan hanya masalah politik dan militer, ini menjadi masalah geoekonomi. Konstelasi supply chain dalam konteks geoekonomi berubah sehingga keputusan di level ekonomi dan perusahaan dipengaruhi oleh konstelasi ini," papar Sri Mulyani.
Dia pun mencontohkan kondisi yang terjadi di Amerika Serikat (AS). Seperti diketahui, AS mengusulkan kebijakan yang disebut inflation reduction act. Ini adalah undang-undang yang akan fokus menurunkan inflasi.
Namun, menurut Sri Mulyani, konten regulasi itu jelas untuk melakukan deglobalisasi, meng-onshorekan atau mengembalikan semua investasi ke AS.
"Sehingga AS tindak tergantung ke RRT yang hubungan dagang dan investasinya sangat luar biasa," paparnya.
Alhasil, kata Sri Mulyani, dua raksasa ekonomi ini akan memengaruhi arus modal bergerak karena tidak lagi ditetapkan oleh insentif ekonomi tapi juga insentif dari sisi keamanan.
"Dan itu (program) diberi subsidi yang luar biasa, makanya Pak Bahlil nanti bisa mengatakan konstelasi dari geopolitik ini perlu diperhatikan," ujarnya.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net