Uni Eropa Ancam Sanksi Belarus Jika Terima Senjata Nuklir Rusia
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Uni Eropa mengancam bakal menjatuhkan sanksi baru terhadap Belarus jika negara itu mau menerima senjata nuklir Rusia yang rencananya bakal dikirim Presiden Vladimir Putin.
"UE siap merespons dengan sanksi lebih lanjut," kata kepala urusan kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, di Twitter, Minggu (26/3).
Menurut Borrell, Belarus dapat menjadi ancaman terhadap keamanan Eropa jika benar-benar menjadi tuan rumah senjata nuklir Rusia.
Namun, Borrell mengatakan, "Belarus masih bisa menghentikannya. Itu pilihan mereka."
Borrell melontarkan ancaman itu setelah Putin mengumumkan bahwa dia berencana mengerahkan senjata nuklir taktis ke Belarus.
Menurut Putin, keputusan Rusia ini tak aneh mengingat Amerika Serikat sudah melakukan hal serupa selama puluhan tahun di pangkalan-pangkalan Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Turki.
"AS sudah melakukan ini selama berpuluh tahun. Mereka sudah lama mengerahkan senjata nuklir taktis mereka di wilayah sekutu mereka," ucap Putin.
Putin juga mengatakan bahwa dia sudah bicara dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengenai rencana ini dan mereka sepakat "melakukan hal yang sama."
Ia juga menyampaikan bahwa Rusia siap mempersenjatai 10 pesawat Belarus dengan senjata nuklir. Kremlin bakal mulai melatih kru pesawat pada 3 April mendatang.
Putin juga mengungkap pembangunan fasilitas penyimpanan khusus untuk menampung senjata nuklir taktis direncanakan rampung pada 1 Juli.
Menanggapi rencana Putin, Ukraina menyerukan rapat darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Mereka menilai Rusia melanggar kewajibannya dalam perjanjian nonproliferasi.
Kyiv menuding Moskow merusak "arsitektur perlucutan senjata nuklir dan sistem keamanan internasional secara umum."
Aliansi pertahanan NATO juga turut buka suara soal rencana Putin. NATO mengecam keras dengan menyebut bahwa wacana Putin berbahaya.
"Retorika nuklir Rusia berbahaya dan tak bertanggung jawab. NATO waspada dan kami memantau ketat situasi," ujar juru bicara NATO, Oana Lungescu.
Meski demikian, Lungescu mengatakan negara-negara anggota NATO belum "melihat perubahan apa pun dari postur nuklir Rusia yang membuat kami harus menyesuaikan tindakan."(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net