Wakil Komandan Ukraina: Rusia Banyak 'Kubur' Prajurit Sendiri
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Wakil Komandan Batalion Brigade Pertahanan Teritorial ke-129 Ukraina yang kerap disapa Kherson mengatakan pasukan Rusia di medan perang semakin banyak membunuh dan mengubur prajuritnya sendiri.
Diberitakan Insider, Kherson menyebut prajurit-prajurit Rusia belakangan melakukan manuver putus asa, sampai terkadang menembaki rekan sendiri, demi memerangi strategi serangan balasan Ukraina yang didukung negara-negara Barat.
Hal seperti ini sebetulnya bukan hal baru. Sebab selama invasi yang sudah berlangsung 18 bulan ini, tentara Kremlin berulang kali dilaporkan menghabisi prajuritnya sendiri jika kedapatan kabur dari medan perang.
The New York Times bulan ini juga menyebut Rusia tampaknya semakin kurang memperhatikan pasukan mereka sendiri saat berhadapan dengan tentara Ukraina.
"Prajurit-prajurit Rusia mencoba melakukan serangan balik, mencoba menekan kami untuk mengepung kami tapi semua yang terjadi sesuai yang kami bayangkan," kata Kherson.
"Kami juga mendapat dukungan kuat dari artileri dan komando yang lebih tinggi."
Menurut Kherson, setelah Rusia terjebak di situasi yang mengharuskan mereka menyerahkan wilayah yang telah mereka duduki, pasukan Rusia pun terpaksa menembakkan roket tanpa pandang bulu ke medan perang dan menewaskan banyak tentara mereka sendiri.
"Mereka mengubur cukup banyak orang mereka sendiri," kata Kherson.
Perwakilan Kementerian Pertahanan Ukraina dan pemerintah Rusia sejauh ini belum memberikan komentar terkait hal ini.
Seorang penerjun payung Rusia, yang tahun lalu menulis memoar detail mengenai perang di Ukraina, sempat menggambarkan kekacauan ketika seluruh batalion dibunuh oleh rekan mereka sendiri.
Sesaat sebelum pemberontakan kelompok tentara bayaran Wagner pada Juni, anggota pasukan sewaan dan militer resmi Rusia juga saling menembaki.
Beberapa laporan lain juga mendokumentasikan pasukan Rusia yang ditembak oleh rekan sendiri di saat mereka membuat kemajuan di Ukraina.
Laporan-laporan seperti ini sendiri jarang diakui oleh otoritas Kremlin.
Menurut penasihat politik pasca-Soviet dan politik internasional, Jason Jay Smart, aksi Rusia menghabisi orang-orangnya sendiri ini merupakan "tradisi panjang dalam sejarah militer Rusia."
Dia menilai tindakan tega semacam itu sudah biasa terjadi sepanjang perang ini.
"Insiden ini, yang menunjukkan kurangnya perhatian atau minat dalam melestarikan kehidupan manusia, adalah contoh bagaimana militer Rusia berpikir dan berperilaku," ujarnya.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net