Waspada, Gejala Kolesterol Tinggi Bisa Muncul di Malam Hari
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Sering merasa susah tidur? Ada baiknya jika Anda mengecek kadar kolesterol. Gejala kolesterol tinggi ternyata bisa muncul di malam hari. Studi pada 2014 membuktikan ada hubungan antara pola tidur dan kolesterol tinggi.
Para ahli menemukan sulit tidur atau tidur terus kemungkinan merupakan gejala yang perlu diwaspadai. Meski tidak ada efek kausal antara pola tidur dan kadar kolesterol, Don Grant dari The Independent Pharmacy tetap menyarankan orang untuk melakukan cek darah.
"Bukan sesuatu yang tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa jika orang punya masalah tidur atau tidur terus, mereka mungkin ingin mempertimbangkan untuk tes darah untuk melihat apa mereka kolesterolnya tinggi," kata Grant, seperti dilaporkan Mirror.
Kadar kolesterol yang tinggi bisa merusak arteri sehingga Anda berisiko mengalami peripheral arterial disease (PAD).
PAD sering disebabkan oleh penumpukan endapan lemak yang mengandung kolesterol di dinding arteri. Proses ini disebut aterosklerosis yang mengurangi aliran darah melalui arteri.
"[PAD] bisa tidak ada gejalanya," kata Lee Kirksey, spesialis bedah vaskular di Cleveland Clinic, seperti dikutip dari WebMD.
Hanya saja dalam beberapa kasus, PAD bisa memicu masalah seperti nyari kaki saat olahraga, munculnya luka atau bisul di area kaki, hingga kerusakan jaringan.
PAD sendiri dianggap berkaitan dengan gangguan tidur. Dengan kata lain, gejala kolesterol tinggi, yang telah sampai pada tahap PAD, memang bisa dirasakan di malam hari.
PAD akan mengganggu kualitas dan kuantitas tidur dalam tiga cara sebagai berikut.
1. Nyeri
PAD yang parah akan memicu rasa nyeri, bahkan ketika Anda tidak bergerak. Artinya, nyeri bisa timbul selama tidur. Anda bisa terbangun akibat nyeri atau kesemutan di kaki.
2. Sleep apnea
Kirksey mengatakan, ada hubungan antara sleep apnea dan PAD. Sleep apnea dikenal akan mengganggu tidur dan membuat orang terbangun akibat saluran napas terhambat.
"Orang dengan sleep apnea memiliki periode di mana mereka berhenti bernapas atau mengambil napas sangat sedikit. Semuanya bisa mengganggu tidur mereka," katanya.
Saat henti napas, kadar oksigen turun sehingga timbul peradangan yang bisa memengaruhi jantung, pembuluh darah di otak serta arteri menuju kaki dan lengan. Kemudian, timbul jaringan parut di arteri dan mengakibatkan PAD.
3. Sindrom kaki gelisah
Restless leg syndrome atau sindrom kaki gelisah berhubungan dengan PAD. Sekitar 10-20 persen pasien PAD mengalami gangguan tidur ini.
Pasien biasanya menggambarkan bahwa mereka tidak bisa menjaga kaki tetap diam di malam hari.
Namun, Kirksey mengatakan bahwa PAD tidak selalu memicu sindrom kaki gelisah. Tapi, keduanya memang berhubungan.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net