Bali Kini Miliki Tiga Stasiun Pengisian BBG
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Untuk mendukung pencanangan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG), PT Pertamina (persero) kini mengoperasikan tiga Stasiun Pengisian Bahan Bakar Liqufied Gas for Vehicle (SPB-LGV) di Bali.
Pengoperasian yang dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Edy Hermantoro di lakukan di SPBU COCO (Company Owned Company Operated) 51.801.30 di jalan Hayam Wuruk, Denpasar.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menyatakan akan terus menggenjot konversi BBM ke LGV. Menurutnya, dari tahun ke tahun pertumbuhan kendaraan baik mobil maupun motor berkembang cukup pesat. Indonesia, kata Jero telah menggunakan dana yang cukup besar untuk mengimpor BBM.
"Ini usaha untuk mendukung program konversi BBM ke gas. Jika semua mobil pakai gas, taksi dikonversi menjadi gas betapa hematnya negara ini. Negeri kita ekonominya tumbuh sangat baik, maka porgram ini harus massif," ujar Jero dalam keterangannya di Denpasar, Sabtu (28/9/2013).
Wacik mengaku peluncuran Stasiun Pengisian Bahan Bakar Liqufied Gas for Vehicle (SPB-LGV) ini untuk menekan impor Ð’Ð’M, sehingga dengan mensukseskan program pemerintah ini maka akan membantu penghematan keuangan negara. Semua negara khususnya ASEAN bersama-sama menekan BBM mengganti dengan energi baru dan terbarukan.
Menurut Jero, Indonesia mengimpor BBM senilai US$ 150 juta setiap hari sehingga harus ada program keras untuk meninggalkan penggunaan BBM dan beralih ke gas. "Impor BBM tiap hari USD150 juta per hari, bagaimana nggak berat itu APBN. Peluncuran SPBU LGV ini untuk menghadapi KTT APEC yang sebentar lagi akan berlangsung di Bali khususnya untuk menyediakan mobil-mobil TNI yang akan menjaga jalannya APEC. Pengamanan APEC semua menggunakan gas tiga ini," jelasnya.
Sementara di tempat yang sama, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya menambahkan jika pembangunan stasiun pengisian gas untuk kendaraan ini merupakan bentuk dukungan program diversifikasi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) bagi transportasi. "Peluncuran SPB-LGV ini diharapkan kebutuhan bahan bakar transportasi di Bali dapat terpenuhi sekaligus memotivasi institusi lain untuk beralih ke BBG," imbuh Hanung .
Tahap pertama konversi, sambung Hanung akan dilakukan pada kendaraan operasional dan kendaraan dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali maupun Pemerintah Kabupaten/Kota Bali. Sasaran program sebanyak 2.000 unit kendaraan yang masing-masing dilengkapi dengan converter kit yang disediakan Kementerian ESDM. "Penggunaan Vigas mengurangi subsidi dan lonjakan impor BBM serta mampu memberikan ketahanan energi khususnya transportasi di Bali karena tidak bergantung pada BBM saja," katanya.
Untuk diketahui, sampai saat ini jumlah kendaraan roda empat di Bali mencapai sekitar 270.000 dengan konsumsi BBM jenis premiun hingga September 2013 sebesar 585.000 kilo liter (KL). Konsumsi BBM bersubsidi di Indonesia tahun 2011 mencapai 41,7 juta KL, tahun 2012 mencapai 45 juta KL dan tahun 2013 diperkirakan akan mencapai 47 juta KL.
Hanung menuturkan jika konsumsi bahan bakar gas di Indonesia baru mencapai 38.000 KL atau masih 0,08 persen dari konsumsi BBM. "Kelebihan Vigas adalah memiliki RON di atas 98, sehingga cocok untuk mesin teknologi terbaru. Harga Vigas lebih murah dari BBM jenis premiun dengan emisi gas buang lebih kecil. Vigas dibandrol dengan harga Rp 5.100 per liter setara premium (LSP)," paparnya.
Menurut Hanung, dalam 5 tahun terakhir sejak diperkenalkan kembali pada 2008, konsumsi Vigas masyarakat meningkat rata-rata 40 persen per tahun dari semula 189 KL menjadi 913 KL. Tahun ini, Pertamina memproyeksikan pertumbuhan permintaan Vigas mencapai sekitar 1.000 KL.konsumsi Vigas meningkat 40% per tahun sejak dirilis pada 2008 lalu.
Lebih jauh Hanung menyampaikan bahwa konsumsi Vigas pada 2008 sebesar 189 KL menjadi 913 KL pada 2012. Dengan diluncurkannya tiga stasiun pengisian ini, maka jumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang melayani penjualan Vigas menjadi 14 unit, dimana 11 unit diantaranya berada di Jakarta, Tangerang dan Bekasi. "Tahun ini, Pertamina memproyeksikan pertumbuhan permintaan Vigas mencapai 1.000 KL. Nanti akan terus dikembangkan untuk mendukung energi bersih," pungkasnya.[dws]
Reporter: -