Pilgub Bali 2018, Ajang Pembuktian Sudikerta, Rai Mantra, dan PDIP
Sabtu, 11 November 2017,
09:36 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2018 akan menjadi ajang pembuktian sejarah tersendiri bagi dua bakal calon gubernur (Bacagub) serta salah satu partai politik (Parpol) terbesar di Bali. Mereka tentunya tidak ingin kehilangan peluang emas sekaligus momen paling menentukan ini.
Bagi Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta dan Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra serta Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), pada Pilgub Bali 2018 akan menjadi ajang pembuktian sejarah masing-masing. Ketiganya mempunyai alasan subyektif masing-masing, baik bersifat personel, emosional maupun historis untuk memenangkan hajatan demokrasi lokal lima tahunan yang akan berlangsung pada 27 Juni 2018 tersebut.
Ketut Sudikerta yang juga Ketua DPD Golkar Bali, pada Kamis (25/5) telah mengantongi rekomendasi sebagai calon gubernur (Cagub) Bali dari DPP Partai Golkar. Dengan begitu, selangkah lagi, mantan Wakil Bupati Badung ini akan menghapus stigma atau cap sebagai “spesialis wakil” yang disandangnya selama ini.
Sudikerta mengawali karir politiknya sebagai Ketua DPD Golkar Badung, kemudian selama delapan tahun dari periode 2005-2010 dan 2010-2013 mendampingi Anak Agung Gede Agung sebagai Wakil Bupati. Selanjutnya pada Pilgub Bali 2013, ia dipercaya sebagai calon wakil gubernur mendampingi Made Mangku Pastika yang maju untuk periode kedua kalinya, sebagai calon gubernur petahana.
Pasangan yang disebut Pasti-Kerta tersebut diusung Partai Golkar, Partai Demokrat serta tujuh partai lainnya yang tergabung dalam Koalisi Bali Mandara (KBM), berhasil mengalahkan pasangan AAN Puspayoga dan Dewa Sukrawan (PASS) yang diusung PDIP.
Kemudian, setahun jelang berakhir masa jabatannya sebagai wakil gubernur, pada Rabu (24/5), ia secara resmi mengantongi rekomendasi sebagai calon gubernur Bali periode 2018-2023 yang diusung Partai Golkar di Pilgub Bali 2018 nanti. Penyerahan rekomendasi kepada Sudikerta yang juga Ketua DPD Golkar Bali itu langsung dilakukan oleh Ketua DPP Partai Golkar Setya Novanto yang didampingi Sekretaris Jenderal DPP Golkar Idrus Marhan, di Lapangan Bajra Sandi Renon Denpasar.
Selanjutnya, adalah putra Almarhum Gubernur Bali periode 1978-1988, Ida Bagus Mantra, yakni Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra yang saat ini menjabat sebagai Walikota Denpasar mendaftarkan diri sebagai calon gubernur di Pilgub Bali 2018 melalui kendaraan politik PDIP, pada Minggu (9/7/). Jika Rai Mantra, demikian ia akrab disapa, terpilih menjadi gubernur pada Pilgub Bali 2018, maka ia akan mengikuti jejak sang ayah. Dengan begitu, Rai Mantra akan melanjutkan trah Mantra sebagai satu-satunya, ayah dan anak yang pernah menjadi orang nomor satu di Bali.
Sedangkan PDIP yang sejak Pemilu 1999 secara berturut-turut selalu menjadi partai mayoritas di Bali, tidak sekalipun pernah menempatkan kadernya sendiri sebagai gubernur atau orang nomor satu di Pulau Dewata, baik itu saat masih berlaku sistem Pilgub dipilih DPRD Provinsi maupun ketika sistem pemilihan langsung yang diberlakukan sejak tahun 2004.
Anehnya, kala itu, PDIP mau menempatkan kader-kader terbaiknya hanya sebagai ‘kernet’ atau wakil gubernur, dan justru menempatkan orang non-kader sebagai gubernur atau orang nomor satu. Sebutlah, Dewa Made Beratha yang menjadi gubernur peroide 1998–2003 dan 2003–2008 yang berasal dari kalangan birokrat.
Di tahun 1998, Dewa Beratha menggantikan gubernur Bali sebelumnya yaitu Ida Bagus Oka. Kemudian pada Pemilihan Gubernur 2003, ia dipasangkan dengan kader PDIP, I Gusti Ngurah Kesuma Kelakan sebagai Wakil Gubernur.
Pada Pilgub Bali 2018 yang menggunakan sistem pemilihan langsung, PDIP kembali mengusung non-kader. Kali ini, parpol besutan Megawati Soekarnoputri itu mengusung seorang jenderal polisi bintang tiga, Made Mangku Pastika sebagai calon gubernur, dan menempatkan seorang kader terbaiknya, yaitu A.A Puspayoga sebagai pendamping Pastika di posisi Wakil Gubernur.
Munculnya sejumlah protes dari kalangan internal PDIP, dan juga dari luar PDIP yang menuding parpol berlambang banteng moncong putih tersebut tidak percaya diri mengusung kader sendiri sebagai calon gubernur. Maka pada Pilgub Bali 2013, PDIP mengusung pasangan calon yang berasal dari kalangan kader. Sayangnya, pasangan calon kader A.A Puspayoga-Dewa Nyoman Sukrawan (PASS) dipecundangi pasangan Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta (Pasti-Kerta) yang diusung Koalis Bali Mandara (KBM), dimotori Partai Golkar serta Demokrat.
Apabila PDIP pada Pilgub Bali yang akan berlangsuang tahun depan itu, mengusung pasangan calon dari unsur kader dan kemudian berhasil mengungguli pesaingnya, maka PDIP akan berhasil menggenapi catatan sejarah sebagai parpol penguasa di Pulau Dewata. Karena PDIP selain berhasil menguasai legislatif dengan suara mayoritas, juga menempatkan kadernya di kursi eksekutif.[bbn/menot sukadana/psk]
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: -