search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Puluhan Anak Muntah Diare di Pering Gianyar, Petugas Cek Air Diduga Kena Kuman
Jumat, 3 Maret 2023, 11:27 WITA Follow
image

beritabali/ist/Puluhan Anak Muntah Diare di Pering Gianyar, Petugas Cek Air Diduga Kena Kuman.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Gerubuk muntah dan diare menyerang puluhan anak usia 1-4 tahun di Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh. 

Anak yang sakit jumlahnya sedikit demi sedikit kini mencapai 86 orang. Petugas terkait langsung turun tangan dengan mengecek kandungan air. Diduga, air tercemar bakteri ecoli atau kuman.

Plt. Dinas Kesehata  Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni, mengaku, petugas dinas sedang melakukan pengambilan sampel air. “Sudah dua pekan kami tangani,” ujarnya, Jumat (4/2).

Dari pendataan, ada 86 kasus di wilayah Pering yang terjadi Februari 2023 lalu. Pihaknya menemukan kasus paling banyak ditemukan pada kelompok umur 1-4 tahun sebanyak 32 kasus (37,2 persen). Dan dari kelompok 5-9 tahun 13 kasus (15,1 persen).

Kondisi ini diperkirakan meluas. Sebab awal Maret, penelusuran sejumlah anak-anak di Banjar Banda, Kecamatan Blahbatuh juga mengalami gejala serupa. Bahkan ada yang harus opname di sejumlah rumah sakit. Namun laporan terkait kasus tersebut belum diterima oleh dinkes. 

Ariyuni menjelaskan, terkait kasus di Pering, masyarakat yang mengkonsumi air minum dari sumber mata air wilayah itu yang tidak dimasak lebih beresiko terkena diare

“Berdasarkan gejala klinis dan masa inkubasi, dugaan sementara  kasus itu disebabkan oleh bakteri phatogen (e.coli, Campylobacter Enteritis, red) yang mencemari sumber mata air yang digunakan masyarakat untuk kebutuhan masak dan minum tiap hari,” jelasnya.  

Sejumlah upaya dilakukan oleh dinas kesehatan. Yakni, pengambilan sampel air dari rumah tangga. Rectal swab pada penderita yang belum mendapatkan antibiotik. Sosialisasi PHBS. Memperkuat jejaring suveilans di faskes. Pemenuhan obat. Dan pemberdayaan TP.PKK dalam pembinaan keluarga dan pemantauan kasus. 

Ariyuni mengaku penyebab tercemarnya mata air umum dan terbuka bisa banyak mulai dari kotoran binatang, bakteri karena air dalam kondisi terbuka.

Untuk mengantisipasi gejala makin meluas, masyarakat harus memastikan air itu aman sebagai air minum atau konsumsi. 

“Harus dimasak sebelum digunakan, karena mata air terbuka memang sangat riskan. Bisa saja dicek sekarang terlihat aman tapi besok lusa bisa tercemar atau sekarang bisa terlihat tercemar tapi nanti bisa bersih,” tutupnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami