Rekaman Penerbangan Pesawat Bos Wagner Yang Jatuh Ditemukan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Penyelidik Rusia menemukan rekaman penerbangan dan sepuluh jasad korban di lokasi pesawat yang jatuh dan diduga menewaskan pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner Group, Yevgeny Prigozhin.
Komite Penyelidikan Rusia mengumumkan mereka menemukan "rekaman penerbangan" dan sejumlah barang lainnya di lokasi kejadian.
"Di awal penyelidikan, jasad 10 korban ditemukan di lokasi kecelakaan. Analisis genetik molekul sedang digelar untuk menentukan identitas mereka," demikian pernyataan komite itu, seperti dikutip AFP, Jumat (25/8).
Hingga kini, Rusia memang masih menggelar penyelidikan untuk mengetahui penyebab pesawat tersebut jatuh. Pesawat itu jatuh pada Rabu lalu di Tver dalam perjalanan dari Moskow menuju Saint Petersburg.
Berdasarkan penyelidikan awal, seluruh penumpang pesawat itu jatuh, tapi proses otopsi dan identifikasi jasad belum rampung.
Pesawat itu mengangkut sepuluh orang, terdiri dari tujuh penumpang dan tiga awak. Ketujuh orang itu termasuk Prigozhin dan beberapa orang kepercayaannya di Wagner.
Meski pihak berwenang Rusia masih menyelidiki penyebab kecelakaan, sejumlah pihak menuding pemerintah Negeri Beruang Merah sendiri yang menjadi dalang insiden ini. Namun, Rusia membantah.
Di sisi lain, Prigozhin belakangan memang dianggap mengancam posisi pemerintah Rusia.
Ketika invasi Rusia di Ukraina pecah pada Februari 2022, Prigozhin dan Wagner sebenarnya merupakan kelompok kepercayaan dan andalan Negeri Beruang Merah dalam pertempuran di medan perang Ukraina.
Hingga akhir tahun lalu, pasukan Wagner menjadi tombak utama Rusia. Mereka membuka jalan bagi tentara Rusia untuk masuk ke titik-titik penting di Ukraina.
Namun belakangan, Prigozhin mulai membocorkan berbagai kebobrokan tentara dan pejabat pertahanan Rusia. Ia membongkar ketidakbecusan komando dan pasukan Rusia di lapangan yang membuat mereka kewalahan melawan Ukraina.
Tahun ini, Wagner lantas menarik pasukannya dari Ukraina. Pada Juni lalu, Wagner melancarkan sejumlah serangan pemberontakan di Rusia.
Selepas kegagalan pemberontakan itu, Rusia dan Belarus mencapai kesepakatan. Berdasarkan kesepakatan itu, Belarus akan menampung Prigozhin dan Wagner di negaranya.
Sebagai timbal balik, Rusia memastikan tak akan menuntut Prigozhin jika mau angkat kaki ke Belarus.
Namun sejak saat itu, Prigozhin selalu dianggap tak aman karena Presiden Vladimir Putin tak kenal ampun terhadap pembangkang.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net