Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Indonesia Menjadi Penyumbang TBC Ke 3 di Dunia

Jumat, 16 November 2007, 14:53 WITA Follow
Beritabali.com

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Penyakit Tuberkolosis (TBC) kembali mengancam kesehatan masyarakat dunia. Dimana, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sejak tahun 1993 telah menobatkan Tuberkolosis Paru sebagai Global Emergency.

Yang mengejutkan, Indonesia telah menduduki urutan ke 3 di dunia sebagai negara penyumbang Tuberkolosis terbanyak.

Demikian dikatakan Denpasar Selatan I B Wiradana, S.Sos Jumat, (16/11) saat memberikan sosialisasi program PPTI penderita Tuberkolosis di aula kantor camat setempat. Pada acara tersebut selain penderita, hadir juga para Kades, Lurah, Kaling, Pekerja sosial dan tokoh-tokoh masyarakat.



Wiradana mengatakan, tiap tahun terdapat 583.000 kasus baru di Indonesia, 140.000 diantaranya meninggal dunia. Melihat kenyataan tersebut, Tuberkolosis merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit Kondiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan. Dalam menanggulangi penyakit yang mematikan ini, kami bekerjasama dengan PPTI (Perkumpulan Pemberantasan Tuberkolosis Indonesia) cabang Denpasar terus melakukan upaya-upaya sosialisasi. Hal ini kami lakukan agar masyarakat memahami bahaya penyakit Tuberkolosis serta bagaimana cara
mencegahnya.

Dari hasil cakupan penemuan penderita lanjut Wiradana, baru tercapai 336 orang (86,15 %) dari target 390 orang (64/100.000 X 608.625 jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2006).

Menurut I Wayan Darna, SIP Ketua PPTI Cabang Kota Denpasar mengatakan, Perkumpulan Pembrantasan Tuberkolosis Indonesia (PPTI) dibentuk tahun 1968 di Jakarta, kemudian dilanjutkan di Bali tahun 19711973. Khusus untuk PPTI cabang Kota Denpasar dibentuk tahun 1996, hal ini disebabkan adanya pemekaran pemerintahan kabupaten Badung dan pemerintah Kota Denpasar. Darna juga menambahkan, PPTI merupakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan satu-satunya sebagai mitra pemerintah (Depkes) dalam penanggulangan penyakit Tuberkolosis.

Mengingat kematian akibat Tuberkolosis cukup tinggi, maka perlu kewaspadaan kita bersama dengan terus berupaya menjaga lingkungan agar tetap bersih. Terhadap penderita yang belum ditemukan dan penderita drop out tetap menjadi sumber penularan, karena 1 penderita jika tidak diobati sampai sembuh dapat menularkan 10 hingga 15 orang penderita baru per tahun.

 

Menyadari hal ini, maka perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan dan pengobatan serta sosialisasi terhadap jenis penyakit yang satu ini agar tidak ada anggapan dari masyarakat bahwa penyakit ini tidak bisa disembuhkan.

Hal-hal yang perlu diketahui oleh masyarakat antara lain; bagaimana gejala awal penyakit ini muncul, kemana mereka harus melapor jika dalam keluarga ada yang terjangkit, dan yang lebih penting adalah bagaimana cara mencegahnya. 

Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami