Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan
Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Rano Karno Ingin Jakarta Adopsi Sistem Pecalang Bali
BERITABALI.COM, JAKARTA.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menyatakan keinginannya agar ibu kota memiliki sistem keamanan lingkungan yang menyerupai pecalang di Bali.
Menurutnya, keterlibatan langsung warga dalam menjaga ketertiban akan efektif mencegah keributan, penyebaran hoaks, hingga gangguan stabilitas sosial.
“Saya selalu berusaha mengadaptasi hal-hal baik, dan mohon izin para alim ulama di sini. Bali memiliki kegiatan yang luar biasa yang disebut pecalang. Saya ingin meniru itu di Jakarta,” ujar Rano dalam Dialog Silaturahmi Ulama dan Polri di Hotel Orchard Industri, Jakarta Pusat, Senin (3/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa Jakarta sebenarnya pernah memiliki sistem serupa di masa lalu. Jika sistem tersebut diaktifkan kembali, ia yakin potensi kericuhan seperti demonstrasi pada Agustus 2025 bisa ditekan.
“Dulu Jakarta juga punya sistem seperti ini. Coba bayangkan kalau Jakarta memiliki pecalang atau tokoh-tokoh masyarakat yang aktif menjaga lingkungan. Saya yakin, kejadian-kejadian seperti kemarin (demo rusuh) bisa kita redam,” ucapnya.
Rano mengungkapkan konsep tersebut masih dalam tahap perumusan, termasuk nama yang akan digunakan. Beberapa opsi tengah dipertimbangkan, seperti Pamong Budaya hingga Pagar Jakarta.
“Mungkin nanti kita bisa menyebutnya Pamong Budaya atau Pagar. Kita cari namanya nanti, tapi intinya kami ingin menciptakan pecalang-pecalang Jakarta agar masyarakat di tingkat bawah bisa terlibat langsung dalam pembangunan dan penjagaan kota ini,” jelasnya.
Program ini akan terintegrasi ke dalam Jaga Jakarta, inisiatif pemerintah provinsi yang digagas pascakerusuhan besar pada Agustus 2025 yang menyebabkan kerugian mencapai Rp 98 miliar.
Dalam acara tersebut, Rano juga menekankan pentingnya memerangi penyebaran hoaks dan isu sensitif yang berpotensi menimbulkan keresahan. Ia mencontohkan kabar liar terkait penemuan kerangka manusia di Kwitang beberapa waktu lalu.
“Jangan sampai muncul hoaks baru. Kita harus cermat membaca situasi seperti ini,” tegasnya.
Menurutnya, ancaman intoleransi, provokasi berbasis identitas, dan derasnya arus hoaks masih menjadi tantangan besar bagi Jakarta yang sedang bertransformasi menjadi kota global.
Baca juga:
Besok Puluhan Ribu Pecalang Dikumpulkan di Renon, Koster Minta TNI-Polri Perketat Bandara-Pelabuhan
“Saya tidak ingin memprovokasi, tetapi kita harus mengantisipasi. Ditemukan dua kerangka ini harus menjadi perhatian. Jangan sampai muncul hoaks baru. Di sekitar Kwitang, mungkin sudah diberitakan media. Kita harus cermat apakah ini berkaitan dengan peristiwa tertentu atau hal lain,” ujarnya. (sumber: kompas.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net
Berita Terpopuler
Pedagang Pasar Kumbasari Cemas Tukad Badung Meluap Lagi
Dibaca: 632 Kali
Salak Karangasem Resmi Jadi Warisan Pertanian Dunia versi FAO
Dibaca: 585 Kali
Klarifikasi PHDI Soal Seleksi Rektor UNHI
Dibaca: 581 Kali
Halloween di Bandara Ngurah Rai Usung Mitologi Bali
Dibaca: 576 Kali
ABOUT BALI
Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem