search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kita Tak Perlu Menggerogoh Perut Bumi
Senin, 3 Desember 2007, 18:50 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Apa yang dibutuhkan manusia sesungguhnya sudah cukup dengan yang disediakan di atas permukaan bumi. Minyak bumi tidaklah untuk dikonsumsi manusia secara serakah. Jadi tidak perlu melakukan eksplorasi dan menggerogoh perut bumi kalau mau meluruskan hidup.



Hal itu dilontarkan tokoh masyarakat adat Delta Nigeria, Alfred pada bertajuk 'Kesaksian Masyarakat Lokal/Adat' di Kampong CSF (Civil Society Forum) terkait serangkaian acara Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), di Nusa Dua, Senin (3/12).


Alfred, menganalogikan, bahwa apa yang ada di dalam perut bumi sebenarnya adalah sama halnya yang ada di dalam tubuh manusia, misalnya seperti organ jantung.



Jadi, sebenarnya kita tak perlu menggerogoh ke dalam perut bumi kalau mau meluruskan hidup. Ini prinsip yang dimiliki masyarakat adat, ujar Alfred.

Menurut Alfred, masyarakatnya sudah sejak seratus tahun sudah mampu mengelola sumber daya alam yang ada, seperti daerah pesisir, hutan mangrove dan hutan. Mereka sadar, bahwa tugas masyarakat asli adalah melindungi lingkungan mereka.

Bahkan, sudah seribu tahun silam masyarakatnya sudah tahu minyak, yang saat itu minyaknya berlimpah. Petuah dari generasi ke generasi pun sangat dipatuhi, bahwa minyak bukanlah untuk dikonsumsi secara serakah.

Sejak seratus tahun lalu, sebelum teknologi masuk, masyarakat kami sudah mampu mengelola sumber daya alam yang ada, ujar Alfred di hadapan puluhan LSM dan masyarakat Adat.

Jadi, apa yang ada di sekeliling kehidupan manusia seperti hewan, tumbuhan adalah memiliki kehidupan sendiri-sendiri, dan perlu dijaga, karena manusia adalah bagiana dari mereka juga.



Pohon dan binatang punya keturunan, dan juga manusia. Tapi kita tak perlu hidup berlebihan, kita hidup cukup dengan apa yang kita butuhkan, seperti pakaian dan tempat tinggal. Lebih dari itu adalah kemewahan, papar Alfred. (sss)

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami